Hari,tanggal : Kamis, 22 Mei 2014
Tujuan :
a.
Melakukan standarisasi
dengan titrasi alkalimetri
b.
Menetapkan kadar CH3COOH
dalam sampel
Prinsip :
Asam
asetat akan bereaksi dengan basa membentuk garam. Reaksi antara asam asetat
dengan NaOH adalah sebagai berikut :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Apabila
asam asetat dalam sampel telah habis, maka kelebihan basa akan bereaksi dengan
indikator dan menyebabkan larutan berubah warna. Sehingga pada saat terjadi
perubahan warna larutan, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.
Tinjauan pustaka :
Alkalimetri merupakan metode
titrasi asam-basa dengan menggunakan larutan baku sekunder basa dan larutan
baku primer asam. Kadang-kadang kita perlu mengetahui tidak hanya atau sekedar
pH, akan tetapi perlu kita ketahui juga berapa banyak asam atau basa yang
terdapat di dalam
sampel. Titrasi melibatkan suatu proses penambahan suatu larutan yang disebut
titran dari buret ke suatu wadah yang berisi sampel dan
disebut analit. Kesempurnaan
titrasi asam-basa tergantung pada seberapa akurat kita dapat mendeteksi titik
stoikiometri. Pada titik tersebut, jumlah mol dari H3O+
dan OH- yang ditambahkan sebagai titran adalah sama dengan jumlah
mol dari OH- atau H3O+ yang terdapat
dalam analit. Pada titik stoikiometri, larutan terdiri dari garam dan air.
Larutan tersebut adalah asam apabila ada ion asam yang terkandung didalamnya,
dan basa apabila ada ion basa yang terkandung didalamnya.
Alat :
·
Timbangan analitik
·
Erlenmeyer
·
Gelas
beaker
·
Labu
ukur
·
Pipet
volume
·
Pipet
tetes
·
Buret
bening
·
Bulb
·
Corong
·
Statif
·
Gelas
arloji
·
Batang pengaduk
·
Etiket
·
Botol semprot
·
Kertas saring
Bahan :
·
Larutan NaOH
·
Aquades
·
indicator pp
·
sampel
·
larutan H2C2O4.2H2O
Prosedur :
A.
Titrasi Standarisasi
1.
Menyiapkan alat dan
bahan.
2.
Menimbang dengan teliti
sejumlah massa asam oksalat dihidrat sesuai dengan perhitungan untuk
mendapatkan larutan asam oksalat dihidrat 0,1000 N.
3.
Melarutkan dengan
teliti asam oksalat dihidrat tersebut
pada gelas beaker.
4.
Memindahkan pada labu
takar dengan volume yang sesuai dan Menambahkan aquades hingga tanda tera.
Mengocok hingga homogen.
5.
Menyiapkan larutan NaOH
0,1 N. Isi buret dengan larutan NaOH.
6.
Memipet sebanyak 10,0
mL larutan standar asam oksalat
dihidrat, letakkan pada Erlenmeyer.
7.
Menambahkan 5 tetes
indikator p.p.
8.
Melakukan titrasi
hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda samar. Mencatat volume titran
dan menghitung konsentrasi
NaOH.
B.
Titrasi
Penetapan Kadar
1.
Mengisi buret dengan
larutan NaOH yang telah distandarisaasi.
2.
Menimbang dengan teliti
5 gram sampel yang telah
dihaluskan. Larutkan dalam aquades hingga volume 250,0 mL.
3.
Memipet 50,0 mL larutan sampel
dan pindahkan pada erlenmeyer. Menambahkan 10 tetes indikator pp.
4.
Melakukan titrasi larutan sampel
dengan larutan standar NaOH hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda
samar. Mencatat volume titran, dan masukkan dalam perhitungan.
C.
Perhitungan
1.
Pembuatan
Reagen
a.
250 mL H2C2O4.2H2O
0,1000 N
ü
m
N
V
BE







ü
Didapatkan massa H2C2O4.2H2O
sebenarnya 1,5970 gram
ü
Konsentrasi H2C2O4.2H2O
terstandarisasi
N




b.
2 L NaOH 0,1 N
ü
m
N
V
BE







2.
Titrasi
Standarisasi
ü
Larutan standar primer(1)
H2C2O4.2H2O
0,1013 N

ü
Larutan standar
sekunder(2)
NaOH 0,1 N

ü
V1
10,0
mL

ü
V2
11,50 mL

ü
V1
N1
V2
N2



10,0
mL
0,1013 N
11,50 mL
N2



N2
0,0880 N

3.
Titrasi
Penetapan Kadar
ü
Massa sampel
4,9624 g
4962,4 mg


ü
Volume larutan CH3COOH
250 mL

ü
Volume sampel untuk
titrasi
50,00 mL

ü
Volume titran
16,30 mL

ü
Normalitas titran
0,0880 N

ü
Kadar CH3COOH
100












Pembahasan :
Penggunaan
analisis titrimetri ini menggunakan larutan NaOH 0,1 N sebagai larutan
standarnya. Karena NaOH merupakan larutan standar sekunder, maka sebelum digunakan
terlebih dahulu larutan NaOH tersebut distandarisasi dengan larutan asam
oksalat yang merupakan suatu standar primer.
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui
bahwa telah terjadi reaksi asam basa antara asam oksalat dan larutan standar
NaOH 0,1 N dan asam asetat dengan larutan standar NaOH. Pada pembuatan larutan
standar asam oksalat indikator yang digunakan yaitu fenophtalein. Perubahan
warna yang terjadi pada proses titrasi ini adalah berubah menjadi bening dengan warna asal mula
adalah ungu. Rentang pH pada saat terjadi perubahan warna adalah berkisar
antara 8-10. Perubahan warna ini terjadi karena telah tercapainya titik
ekuivalen, yaitu titik di mana jumlah larutan standar NaOH dengan larutan asam
oksalat.
Kesimpulan :
v
Konsentrasi larutan
standart sekunder NaOH terstandarisasi 0,0880 N
v
Kadar CH3COOH dalam sampel 8,67 

Daftar Pustaka :
Brady, James E. 1999. Kimia
Universutas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara
Keenan, C. W, dkk. 1998. Kimia untuk
Universitas. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar