Pengertian
Bakteri
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak,
bacteria); adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil
(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel
yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm
dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti
sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan).
Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari
flagela kelompok lain.
Bakteri sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit manusia dan hewan
(seperti Leptospira, yang menyebabkan penyakit serius ternak). Namun, beberapa
bakteri, Actinomycetes, menghasilkan antibiotik seperti streptomisin dan
nocardicin; yang lainnya hidup bersimbiosis dengan hewan (termasuk manusia)
atau tempat lain di tubuh mereka, atau pada akar tanaman tertentu, mengubah
nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan. Bakteri meletakkan tang dalam
yogurt dan roti asam di penghuni pertama; bakteri membantu untuk menguraikan
bahan organik mati; bakteri membentuk dasar jaringan makanan di banyak
lingkungan.
Bakteri semacam itu penting karena fleksibilitas mereka yang ekstrem, kapasitas untuk pertumbuhan cepat dan reproduksi, dan usia besar - fosil tertua yang dikenal, hampir 3,5 miliar tahun, adalah fosil bakteri-seperti organisme.
Bakteri semacam itu penting karena fleksibilitas mereka yang ekstrem, kapasitas untuk pertumbuhan cepat dan reproduksi, dan usia besar - fosil tertua yang dikenal, hampir 3,5 miliar tahun, adalah fosil bakteri-seperti organisme.
Bakteri termasuk dalam golongan prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang
paling sederhana yang memiliki ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 µm. Ciri
yang membedakan prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel di mana sel
prokariotik tidak mempunyai membrane inti sel atau nukleus
yang jelas. Bakteri memiliki 2 pembagian struktur yaitu :
1.
Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel,
membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2.
Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi: kapsul,
flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Morfologi
Bakteri
Secara
harafiah, morfologi berarti ‘pengetahuan tentang bentuk’ (morphos). Morfologi
dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan
dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
1.
Morfologi makroskopik (kolonial
morfologi)
a.
Karakterisktik koloni berdasarkan pengamatan
pada plate agar
b.
Bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi,
warna, permukaan, konsistensi
2.
Morfologi mikroskopis (seluler
morfologi)
a.
Struktur sel bakteri berdasarkan pengamatan
dibawah mikroskop.
b.
Flagella, pili, kapsul, dinding sel,
sitoplasma, spora, flagella, pili, kapsul.
Di bawah ini adalah
penjelasan dari morfologi makroskopik dan mikroskopik bakteri :
1.
Morfologi
Makroskopik
Populasi
bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan
gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui
pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang khas.
Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara
ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, margin,
elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang diistilahkan sebagai “morfologi
koloni”. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi
bakteri secara makroskopis.
a.
Ukuran:
ü Bentuk
titik
ü Kecil
ü Moderat
atau sedang
ü Besar
b.
Pigmentasi (warna koloni)
ü Putih
ü Kuning
ü Merah
ü Ungu
ü Dan
lain-lain
c.
Form (Bentuk koloni)
ü Sirkuler
: Bulat, bertepi
ü Ireguler
: tidak beraturan, bertepi
ü Rhizoid
: bentuk sseperti akar, pertumbuhan menyebar
d.
Margin
ü Entire
: Tepian rata
ü Lobate
: tepian berlekuk
ü Undulate
: tepian bergelombang
ü Serrate
: Tepian bergerigi
ü Filamentous
: tepian seperti benang-benang
e.
Elevasi (ketinggian pertumbuhan koloni
bakteri)
ü Flat
: ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium
ü Raised
: ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan
ü Convex
: bentuk cembung seperti tetesan air
ü Umbonate
: bentuk cembung dibagian tengah lebih menonjol
2.
Morfologi
Mikroskopik
Morfologi
mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan
dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3
tipe, yaitu :
a.
Bentuk bulat / kokus
b.
Bentuk batang / basil
c.
Bentuk spiral / spirilium
Di bawah ini adalah penjelasan dari
berbagai bentuk bakteri :
a.
Bentuk
bulat (coccus)
Bentuk
coccus (coccus = sferis / tidak bulat betul) dapat di bedakan lagi menjadi :
1.
micrococcus : berbentuk bulat, satu-satu.
Contoh : Monococcus gonorhoe.
2.
Diplococcus : berbentuk bulat,
bergandengan dua-dua. Contoh : Diplococcus pneumonia.
3.
Staphyllococcus : berbentuk bulat,
tersusun seperti untaian buah anggur. Contoh : Staphyllococcus aureus,
Staphyllococcus epidermidis, Staphyllococcus saprofiticus.
4.
Streptococccus : berbentuk bulat,
bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah
dalam satu garis. Contoh : Streptococcus faecalis, Streptococcus lactis, dll
5.
Sarcina : berbentuk bulat, terdiri dari
8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebsgai hasil bembelahan sel ke 3 arah. Contoh
: Thiosarcina rosea.
6.
Tetracoccus/gaffkya : berbentuk bulat
tersusun dari 4 sel berbentuk bujur sangkar, sebagai hasil pembelahan sel kedua
arah. Contoh : Pediococcus
b.
Bentuk
Batang
Bakteri
bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang pendek,
dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas
bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama atau tidak sama di seluruh
bagian panjangnya. Bakteri bentuk batang dapat terdiri atas :
1.
Sel tunggal (monobasil), contoh :
Escherichia coli
2.
Bergandengan dua-dua (diplobacil),
contoh : Diplococcus pneumoniae
3.
Sebagai rantai (streptobacil), atau
sebagai jaringan tiang (palisade), contoh : Bacillus anthraxis
c.
Bentuk
lengkung / spiral
Bentuk
lengkung/spiral pada pokoknya dapat dibagi menjadi :
1.
Bentuk koma (vibrio) jika lengkungnya
kurang dari setengah lingkaran. Contoh : Vibrio cholera, penyebab penyakit
kolera.
2.
Bentuk spiral jika lengkungnya lebih
dari setengah lingkaran. contoh : Spirillium minor yang menyebabkan demam
dengan perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.
3.
Bentuk spiroseta : berupa spiral yang
halus dan lentur, lebih berkelok dengan ujung lebih runcing. Contoh :Treponema
pallidum, penyebab penyakit sifilis.
Bentuk
tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena
itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama.
Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar
daripada yang sudah tua.
Bakteri
Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif
Gram negatif dan gram positif adalah klasifikasi bakteri yang
dibedakan dari ciri- ciri fisik bakteri tersebut. Perbedaan yang mendasar
terdapat pada peptidoglikan yang terkandung dalam dinding sel kedua bakteri
tersebut. Pada bakteri gram positif lapisan peptidoglikannya lebih tebal,
sedangkan pada gram negatif lapisan peptidoglikan lebih tipis. Sehingga saat di
identifikasi dengan pewarnaan bakteri gram positif akan berwarna sedangkan
bakteri gram negatif warna akan hilang saat disiram etanol.
Berikut perbedaan karakteristik antara bakteri
gram positif dan gram negatif:
Pembeda
|
Gram Positif
|
Gram Negatif
|
Pengamatan
mikroskop
|
berwarna
biru atau ungu
|
berwarna
merah atau merah muda
|
Dinding
sel
|
homogen dan tebal (20-80 nm) sebagian besar tersusun dari peptidoglikan
sebagian lagi terdiri dari polisakarida lain dan asam teikoat
|
terdiri lapisan membran luar dan
membran dalam, diantaranya terdapat lapisan peptidoglikan setebal 2-7 nm,
tebal membran luar 7-8 nm tersusun dari polisakarida, lipid, dan protein
|
Bentuk
sel
|
bulat, batang atau filamen
|
bulat, oval, batang lurus atau melingkar seperti koma, heliks atau
flamen, dan beberapa memiliki kapsul pelindung
|
Reproduksi
|
pembelahan biner
|
pembelahan biner, kadang pertunasan
|
Metabolisme
|
kemoorganoheterotrof
|
fototrof, kemolitoaotutrof, kemoorganoheterotrof
|
Alat gerak
|
kebanyakan nonmitil, bila memiliki motil maka tipe falgelanya adalah
petritrikus
|
motil dan non motil, bentuk flagela bervariasi, polar, iopotrikus dan
petritrikus
|
Resisten terhadap fisik
|
lebih resisten terhadap gangguan fisik
|
tidak lebih resisten terhadap gangguan fisik
|
Resisten terhadap alkali (KOH 1%)
|
larut
|
lebih pekat
|
Kepekaan
|
tidak peka terhadap streptomisin
|
peka terhadap streptomisin
|
Lapisan
|
memiliki lapisan lilin dan asam lemak mikolat
|
tidak memiliki lapisan lilin dan asam mikolat
|
lipid
|
lipid mencapai 60 % dari berat dinding sel
|
(-)
|
Daya tahan
|
tahan terhadap asam
|
tidak tahan terhadap asam
|
Contoh - contoh bakteri gram
positif dan gram negatif serta perannya dalam kehidupan manusia.
1.
Gram positif :
ü
Staphylococus: penyebab impetigo, keracunan
makanan, bronkitis.
ü
Streptococus: penyebab pneumonia, meningitis,
karies gigi.
ü
Enterococus: penyebab enteritis.
ü
Listeria: penyebab listeriosis.
ü
Basillus: penyebab anthrax (Basillus
anthrachis).
ü
Clostridium: penyebab tetanus (Clostridium
tetani).
ü
Mycobacterium: penyebab tuberkulosa, difteri.
ü
Mycoplasma: penyebab jerawat, peumonia.
2.
Gram negatif :
ü
Salmonella: penyebab thypus (Salmonella
thyposa), salmonelosis.
ü
Escherichia: penyebab gastroenteritis / radang
saluran cerna (Escherichia coli).
ü
Shigella: penyebab disentri.
ü
Pseudomonas: penyebab infeksi luka bakar.
ü
Hellicobacter: penyebab tukak lambung.
ü
Haemophilus: penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus
influenzae).
ü
Bordetella: penyebab batuk rejan (Bordetella
pertussis)
ü
Chlamydia: penyebab pneumonia, uretritis, trakoma.
Bakteri gram negatif lebih berbahaya saat menimbulkan
penyakit dibanding gram positif karena bakteri jenis gram negatif dapat
menghasilkan endotoksin, dan memiliki enzim pada kapsula yang dapat menimbulkan
resistensi terhadap antibiotik.
Struktur
Bakteri
1.
Struktur
dasar
Struktur dasar
(dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri). Meliputi: dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
a.
Dinding
sel
Kebanyakan dari bakteri
mempunyai dinding sel, dinding sel tersebut terdiri dari berbagai bentuk dan
ukuran tertentu pada sel bakteri. Bersifat elastic, dan terletak diantara
kapsula dan membrane sitoplasma. Susunan kimia dinding sel sangat kompleks.
Dapat terdiri dari beberapa macam bentuk seperti celulosa, hemiselulose, khitin
(karbohidrat, protein, lemak yang mengandung unsur N) tergantung dari spesies
bakteri. Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada
Mycoplasma.
Fungsi dinding sel :
1.
Memberi perlindungan terhadap
protoplasma
2.
Berperan penting dalam perkembangbiakan
sel
3.
Mengatur pertukaran zat dari luar sel
oleh karena itu dinding sel mempengaruhi kegiatan metabolisme dan melindungi
protoplasma dari pengaruh zat-zat racun
4.
Sebagai pertahanan bakteri agar dapat
bertahan hidup dalam lingkungannya
5.
Mempertahankan tekanan osmotik bakteri.
Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfir.
b.
Membran
Plasma
Membran sel merupakan
bungkus dari protoplasma. Membran sel terletak didalam dinding sel dan tidak
terikat dengan dinding sel. Berdasarkan pengujian sitokimia, membrane sel
menunjukkan adanya protein lipida dan asam-asam nukleat.
Membran sel menyerap
cat-cat basa lebih kuat dari pada sitoplasma. membran yang menyelubungi
sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
Fungsi membran sel:
1.
Transpor bahan makanan secara selektif.
2.
Pada spesies aerob merupakan tempat
transport electron dan oksidasi-fosforlasi.
3.
Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang
hidrolitik.
4.
Mengandung enzim dan molekul-molekul
yang berfungsi pada biosintesa DNA.
5.
Mengandung reseptor protein untuk system
kemotaktik
6.
Mengatur keluar masuknya zat-zat
7.
Berperan dalam proses pembelahan
sitoplasma menjadi 2 bagian, diikuti dengan pembentukkan dinding pemisah.
c.
Sitoplasma
Merupakan isi sel yang
berupa cairan, disebut juga dengan protoplasma. Protoplasma merupakan koloid
yang mengandung karbohidrat, protein, enzim-enzim, belerang, kalsium karbonat
dan volutin.
Komponen-komponen
sitoplasma :
1.
Inti
Adanya inti pada
bakteri dapat dilihat dengan mikroskop electron, ini merupakan daerah yang
tidak tembus cahaya electron dan di dalamnya terkandung asam deoksiribonukleat
(ADN). Inti bakteri tidak memilki membrane sehingga termasuk dalam organisme
prokariotik.
2.
Ribosom
Ribosom merupakan suatu
partikel sitoplasma. Kumpulan polyribosom merupakan rantai ribosom yang
menempel pada m RNA. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi
pertumbuhan, sel tumbuh cepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak
ribosom dibandingkan dengan sel tumbuh lambat dalam medium yang kurang memadai.
Ribosom bakteri terletak menyebar di sitoplasma. Hal ini terjadi karena bakteri
tidak mempunyai membrane inti. Organel ini berfungsi sebagai tempat sintesis
protein.
3.
Granula sitoplasma/granula penyimpanan
makanan
Granula berfungsi sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan karena bakteri menyimpan cadangan makanan
yang dibutuhkan. Sama seperti ribosom, granula penyimpanan makanan tersebar
pada sitoplasma. Granula penyimpanan ini berfungsi untuk menyimpan makanan pada
beberapa bakteri.
Di dalam sitoplasma sel
prokariot, terdapat granula-granula yang mengandung berbagai substansi, seperti
glikogen, metafosfat an organik, asam polihidroksibutirat, belerang atau
senyawa yang mengandung nitrogen, yang biasanya digunakan sebagai cadangan nutrisi
bagi sel, substansi cadangan tersebut di kenal dengan inklusi. Jenis inklusi
tertentu terdapat di dalam satu spesies bakteri, sedangkan pada spesies lain
tidak memilikinya. Oleh karena itu, jenis inklusi sering kali digunakan untuk
mengidentifikasi spesies bakteri.
Granula atau inklusi
terdistribusi acak di dalam sitoplasma. Granula-granula dalam sel bervariasi
bentuknya, sebagian besar berfungsi sebagai cadangan makanan seperti :
a.
granula Poli-b-hidroksibutirat (PHB)
PHB adalah poliester
yang diproduksi sebagai cadangan makanan oleh mikroorganisme seperti
Alcaligenes (Ralstonia) eutrophus, Bacillus megaterium, Pseudomonas dsb. PHB
mempunyai titik leleh yang tinggi (Tm =180o C), tetapi karena kristalinitasnya
yang tinggi menyebabkan sifat mekanik dari PHB kurang baik. Granula ini terdiri
dari 30% atau lebih dari berat bakteri.
b.
glikogen
Molekul polisakarida
yang tersimpan dalam sel bakteri bersama dengan air dan digunakan sebagai
sumber energi. Ketika pecah di dalam tubuh, glikogen diubah menjadi glukosa,
sumber energi yang penting bagi bakteri.
Glikogen merupakan
bahan cadangan utama dari bakteri enterik (40% dari berat sel pada beberapa
spesies). Contohnya: Lactobacillus sp.
c.
granula polimetafosfat
(metakromatik/volutin).
Metakromatik,
polifosfat, juga dikenal sebagai Babes-Ernst atau granula volutin, terdapat
pada Corynebacteriumdiphtheriae, Yersinia pestis, Mycobacterium tuberculosis,
dan yang lainnya. Pewarnaan granula volutin dalam berbagai warna, nampak
berbeda mulai dari merah sampai biru (contoh, secara metakromatik), dengan
toluidin dan metilen biru.
d.
Plasmid
Kebanyakan bakteri
memiliki plasmid. Plasmid dapat dengan mudah didapat oleh bakteri.Namun,
bakteri juga mudah untuk menghilangkannya. Plasmid dapat diberikan kepada
bakteri lainnya dalam bentuk transfer gen horizontal.
2.
Struktur
Tambahan
Struktur
tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Meliputi kapsul, flagelum,
pilus/pili, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
a.
Kapsul
atau lapisan lendir
Lapisan di luar dinding
sel pada jenis bakteri tertentu. Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir
yang menyelubungi dinding sel seluruhnya Jika lapisan lender ini cukup tebal
maka bungkus ini disebut kapsula. Kapsul tersusun atas polisakarida dan air.
Fungsi kapsula :
1.
Melindungi sel terhadap factor
lingkungan (kekeringan)
2.
Sebagai pengikat antar sel.
Kapsula memiliki arti
penting, karena erat hubungannya dengan factor virulensi bakteri-bakteri
pathogen. Suatu bakteri pathogen apabila kehilangan kapsulnya, maka akan turun
virulensinya. Hilangnya kemampuan untuk membentuk kapsul melalui mutasi
berhubungan dengan kehilangan virulensi dan kerusakan oleh fagosit namun tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri sehingga tidak semua bakteri memiliki kapsula,
ada juga yang tidak memiliki kapsula. Jika bakteri tersebut kehilangan
kapsulnya sama sekali maka ia akan dapat kehilangan virulensinya dan dengan
demikian akan kehilangan kemampuannya untuk menyebabkan infeksi.
b.
Flagel
Flagel
atau bulu cambuk adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan
menembus dinding sel yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan. Banyak
spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang
berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel.
Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri
sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel
bakteri.
Flagella
dilekatkan pada tubuh sel bakteri oleh strutur kompleks yang mengandung kait
dan badan basal. Kait ini berupa struktur pendek yang melengkung yang berfungsi
sebagai sendi antara motor pada struktur basal dengan flagella. Badan basal
terdiri dari cincin-cincin, satu pasang pada bakteri gram positif dan dua pasang
pada bakteri gram negative. Cinicin berlabel L dan P tidak terdapat pada sel
bakteri gram positif.
Berdasarkan
letak dan jumlah flagelnya bakteri dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
a.
Bakteri atrik, yaitu bakteri yang tidak
mepunyai flagel, contoh : Klebsiella sp dan Shigella sp.
b.
Bakteri monotriik yaitu bakteri yang
memiliki flagel tunggal pada salah satu ujungnya. Contoh : Vibrio cholerae
c.
Bakteri lofotriik yaitu bakteri yang
mempunyai seberkas flagel yang terletak pada salsh satu ujungnya. Contoh : Rhodospirillum
rubrum.
d.
Bakteri amfitrik yaitu bakteri yang
mempunyai masing-masing seberkas flagella atau satu flagel yang terletak pada
kedua ujungnya. Contoh : Pseudomonas aeruginosa
e.
Bakteri peritriik yaitu bakteri yang
mepunyai flagel yang terletak diseluruh permukaan sel. Contoh : Salmonella
thyposa
c.
Pili
Pili
adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. pili mirip
dengan flagel tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein. Kebanyakan terdapat pada bakteri gram negative. Panjang
pili sekitar 0.5-20mikron. Pili tersusun melingkari sel, dan mempunyai jumlah
kurang lebih 150 buah tiap sel. Seperti flagel, pili juga berpangkal pada
protoplasma
Pili
mengandung protein yang disebut pillin. Pada garis besarnya pili merupakan alat
untuk melekat, misalnya dengan adnya pili sel-sel beberapa bakteri dapat
melekat dekat dengan permukaan medium cair dimana kadar oksigennya lebih baik.
Pili juga dapat melekatkan sel satu dengan sel lainnya. Fungsi pelekatan sel ini
penting pada peristiwa konjugasi. konjugasi adalah peristiwa penggabungan
sel-sel jantan dengan betina. Sel-sel bakteri jantan dilengkapi dengan Pili
khusus yang dissebut Pili sex.
d.
Klorosom
Struktur
yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan
pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri
yang melakukan fotosintesis.
e.
Vakuola
gas
Terdapat
pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. Dengan mengatur jumlah gas
dalam vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel
mereka secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.
f.
Endospora
Beberapa
bakteri dapat membentuk endospora (spora). Endospora yaitu struktur berbentuk
bulat atau bulat lonjong, bersifat Sangat membias cahaya, sukar dicat dan
Sangat resisten terhadap factor-faktor luar yang buruk.
Fungsi
spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi.
Spora bakteri mempunyai arti lain yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam usaha
mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar.
Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal, tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bakteri
yang membentuk spora adalah genus Bacillus dan Clostridium selain itu juga ada
beberapa spesies dari Sarcina sp. dan Vibrio sp.
Mekanisme
terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut :
1.
Pada tahap pertama bakteri membentuk
filamen aksial. Pembentukan filamen aksial tidak berlangsung lama.
2.
Pembentukan septum asimetris,
menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA
anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora oleh sel induk, sehingga
sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
3.
Tahap ketiga adalah perkembangan
protoplas yang disebut perkembangan spora-awal (forespore). Pada perkembangan
spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak
beraturan (amorfus).
4.
Pembentukan korteks (peptidoglikan).
Spora-awal menyintesis peptidoglikan, sehingga spora-awal mempunyai bentuk
pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan
korteks.
5.
Pembentukan pembungkus (coat).
Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora
disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak
seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
6.
Pematangan spora. Spora bakteri
menyintesis asam dipokolinat dan melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen
ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
7.
Tahap terakhir adalah pelepasan spora.
Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah matang keluar. Tidak ada
aktivitas metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan germinasi.
Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.
Situasi lingkungan yang
kembali menguntungkan memberikan signal untuk prosesgerminasi. Germinasi suatu
spora menghasilkan perusakan pada dinding spora dankeluarnya sel vegetatif yang
baru. Sel vegetatif yang baru ini memiliki kemampuan untuktumbuh dan
bereproduksi. Spora tunggal selama germinasi menghasilkan sebuah selvegetatif.
Proses germinasi
terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Aktivasi : bahkan pada kondisi yang
menguntungkan sekalipun, suatu spora tidakakan bergerminasi sampai lapisan
pelindungnya rusak. Kondisi seperti panas, asam,abrasi atau senyawa mengandung
sulfidril bebas mengaktifkan spora untukmelakukan germinasi
2.
Inisiasi : saat teraktivasi, spora akan
melakukan germinasi sesuai dengan kondisilingkungan. Signal yang berbeda ada
untuk spesies yang berbeda juga. Pengikatanstimulasi efektor mengautolisis enzim
yang akan melisiskan peptidoglikan. Air diserap dan kalsium dipicolinat
dilepaskan
3.
Pembesaran : sel vegetatif baru
terbentuk yang terdiri atas protoplas spora dandindingnya. Lalu diikuti oleh
aktivitas biosintesis dan pembelahan sel.
Taksonomi Nomenklatur
Untuk memahami setiap kelompok organisme perlu dilakukan pengklasifikasian.
Klasifikasi, tata nama, dan identifikasi adalah tiga hal yang berbeda tetapi
saling berhubungan dalam taksonomi. Klasifikasi dapat didefinisikan sebagai
penyusunan organisme ke dalam kelompok taksonomik berdasarkan kemiripan atau
hubungannya. Klasifikasi organisme prokariotik seperti bakteri memerlukan
pengetahuan yang didapat melalui eksperimen seperti juga teknik observasi,
karena sifat-sifat biokimia, fisiologi, genetic, dan morfologi sering kali
sesuai untuk deskripsi yang akurat dari takson.
Tatanama (nomenklatur) adalah penamaan suatu organisme melalui aturan internasional menurut ciri khasnya.
Identifikasi merujuk pada penggunaan praktis skema klasifikasi:
1. Untuk mengisolasi dan membedakan organisme yang diinginkan dari organisme yang tidak diinginkan,
2. Membuktikan keaslian atau sifat-sifat khusus suatu biakan atau dalam situasi klinik,
3. Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme penyebab suatu penyakit.
Tatanama (nomenklatur) adalah penamaan suatu organisme melalui aturan internasional menurut ciri khasnya.
Identifikasi merujuk pada penggunaan praktis skema klasifikasi:
1. Untuk mengisolasi dan membedakan organisme yang diinginkan dari organisme yang tidak diinginkan,
2. Membuktikan keaslian atau sifat-sifat khusus suatu biakan atau dalam situasi klinik,
3. Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme penyebab suatu penyakit.
Penamaan bertujuan untuk :
1. membedakan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain,
2. menyusun hubungan kekerabatan antara kelompok,
3. memudahkan dalam mengenal cirri-ciri kelompok,
4. menujukkan tingkatan takson dalam taksonomi.
Dunia tumbuhan (plantae) pada garis besarnya dibagi atas divisi, kelas (classis), bangsa (ordo), suku (famili), marga (genus), jenis (spesies). Seringkali spesies masih dibagi–bagi lagi atas varietas, sedang antara takson tersebut di atas kerapkali juga ada penyisipan sub-kelompok seperti sub-divisi, sub-kelas, sub-ordo, sub-famili, sub-genus, sub-spesies.
Sebagai contoh, kita ambil Escherichia coli yang terkenal sebagai penghuni usus tebal (kolon). klasifikasi bakteri ini adalah:
1. membedakan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain,
2. menyusun hubungan kekerabatan antara kelompok,
3. memudahkan dalam mengenal cirri-ciri kelompok,
4. menujukkan tingkatan takson dalam taksonomi.
Dunia tumbuhan (plantae) pada garis besarnya dibagi atas divisi, kelas (classis), bangsa (ordo), suku (famili), marga (genus), jenis (spesies). Seringkali spesies masih dibagi–bagi lagi atas varietas, sedang antara takson tersebut di atas kerapkali juga ada penyisipan sub-kelompok seperti sub-divisi, sub-kelas, sub-ordo, sub-famili, sub-genus, sub-spesies.
Sebagai contoh, kita ambil Escherichia coli yang terkenal sebagai penghuni usus tebal (kolon). klasifikasi bakteri ini adalah:
Jenjang
|
Contoh
|
Dunia (Kingdom)
|
Tumbuhan (Plantae)
|
Divisi (Divisio)
|
Protophyta
|
Kelas (Classis)
|
Schizomycetes
|
Ordo (Ordo)
|
Eubacteriales
|
Famili (Famillia)
|
Enterobacteriaceae
|
Genus (Genus)
|
Escherichia
|
Spesies (Speciess)
|
coli
|
Untuk menyebutkan nama suatu bakteri, seperti pada organisme lainnya yajni dengan menggunakan sistem “dua nama” atau binomenklatur. Artinya nama genus diikuti dengan spesies. huruf pertama dari nama genus ditulis dengan huruf besar, sedangkan nama keterangan spesiesnya ditulis dengan huruf kecil.
Makasih mba sangat membantu sekali
BalasHapus