Hari,
tanggal :
Kamis, 5 Juni 2014
Tujuan :
Melakukan
analisa kualitatif pewarna menggunakan kromatografi kertas sederhana
Prinsip :
Kromatografi kertas adalah salah satu jenis analisa
kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada perbedaan kelarutan atau
perbedaan partisi dari zat yang ingin diketahui jenis atau kadarnya pada
bermacam pelarut. Terdapat 3 komponen utama pada
kromatografi yaitu zat yang ingin diketahui jenis atau kadarnya, zat yang
bertindak sebagai fase gerak, dan zat yang bertindak sebagai fase diam. Fase
diam pada kromatografi kertas adalah air yang berada di pori-pori penyangga
yaitu selulosa/kertas. Fase gerak adalah senyawa-senyawa tunggal atau campuran
yang mempunyai kepolaran kurang dari air.
Tinjauan
Pustaka :
Menurut Farmakope Indonesia
edisi IV, Kromatografi di definisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut
oleh suatu proses migrasi defferensial dinamis dalam system yang terdiri dari 2
fase atu lebih, salah satu di antaranya bergerk secara berkesinambungan dalam
arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukann perbedaan mobilitas, di
sebabkan adanya perbedaan mobilitas di sebabkan adanya perbedaan dalam
absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan
ion.
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk
tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas
perbandingan jarak rambat (di ukur sampai titik yang memberikan intensitas
maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak,
di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa
tersebut. Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu
identifikasi sebaikanya di lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama
dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku
pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua
kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harga Rf adalah 1,0.
Kromatografi kertas tergolong kromatografi cairn
dengan kertas sebagai zat pendukung karena kertas atau serat-serat selulosa
merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu
kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang
di pakai sebagai eluen akan berlaku sebagai fase stasioner jadi kromatografi
kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan dan
mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas,
fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi
kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai
fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.
Alat dan Bahan :
a. Alat :
·
Kertas kromatografi
·
Cawan porselen
·
Chromatography chamber
·
Gelas beaker
·
Lidi
b. Bahan :
·
Etanol
·
Butanol
·
Aquades
Metode :
A.
Prosedur
1.
Menyiapkan alat dan
bahan
2.
Menyediakan kertas
saring berukuran 5 x 12 cm. Memberi garis pada bagian bawah kertas saring
dengan jarak 2,0 cm dari ujung bawah
3.
Memasukkan aquades ke
dalam gelas beaker setinggi 1-1,5 cm
4.
Menggulung bagian atas
kertas saring pada lidi dan gantungkan kertas saring tersebut tegak lurus pada
gelas beaker hingga ujung bawah menyentuh aquades pada gelas beaker tetapi
titik tinta jangan sampai tercelup aquades, dan lidi akan berfungsi sebagai
penahan. Menutup gelas beaker dengan petridish
5.
Membiarkan fase gerak
(air) merambat naik pada kertas saring hingga 2 cm dari ujung atas kertas
saring
6.
Memindahkan kertas
saring dan biarkan kering
7.
Melakukan prosedur 1-6
dengan pelarut etanol dan butanol
8.
Mengamati hasil
kromatografi (kromatogram) pada kertas saring
B.
Perhitungan
1.
Fase
gerak (eluen) = aquades → de
9,5 cm

a.
Sampel merah
ü
Merah→ ds
8,6 cm ;
RF




ü
Kuning → ds
9,3 cm ;
RF






b.
Sampel kuning
ü
Kuning → ds
9,4 cm ;
RF
0,9894




c.
Sampel biru
ü
Ungu → ds
8,7 cm ;
RF




ü
Biru → ds
9,5 cm ;
RF




d.
Sampel campuran
ü
Ungu → ds
6,7 cm ;
RF




ü
Merah → ds
8,2 cm ;
RF 


ü
Kuning → ds
8,9 cm ;
RF




ü
Biru → ds
9,5 cm ;
RF




2.
Fase
gerak (eluen) = Etanol → de = 9,5 cm
a.
Sampel biru
ü
Ungu → ds
8 cm ;
RF




ü
Biru → ds
9,5 cm ;
RF






b. Sampel
merah
ü
Merah → ds
4,5 cm ;
RF
= 0,4736



ü
Kuning → ds
7,6 cm ;
RF




c.
Sampel kuning
ü
Kuning → ds
9 cm ;
RF




d.
Sampel campuran
ü
Ungu → ds
4,8 cm ;
RF




ü
Merah → ds
6,7 cm ;
RF 


ü
Kuning → ds
8,2 cm ;
RF




ü
Biru → ds
9,4 cm ;
RF




3.
Fase
gerak (eluen)
butanol → de
4,8 cm


a.
Sampel merah
ü
Merah→ ds
4,8 cm ;
RF




ü
Kuning → ds
4,1 cm ;
RF






b.
Sampel biru
ü
Biru → ds
4,5 cm ;
RF =
= 0,9375


ü
Ungu → ds
4,8 cm ;
RF




c.
Sampel kuning
ü
Kuning → ds
3,9 cm ;
RF = 


d.
Sampel campuran
ü
Merah → ds
4,6 cm ;
RF




ü
Kuning → ds
4,2 cm ;
RF 


ü
Ungu → ds
4,1 cm ;
RF




ü
Biru → ds
4,5 cm ;
RF




Pembahasan :
Pada praktikum kali ini
yang dilakukan adalah percobaan untuk mengetahui pemisahan dengan
metode kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam spidol dengan
metode kromatografi kertas. Spidol yang digunakan dalam percobaan ini adalah
spidol berwarna kuning, merah, biru. Fase diam yang digunakan adalah kertas
saring. Dengan ukuran kertas saring 12 cm x 5 cm, lalu ujung atas dan ujung
bawah di beri garis menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil tidak dapat
bereaksi dengan pelarut (eluen) yang digunakan. Eluen yang di gunakan adalah
aquades, etanol, dan butanol. Fungsi dari eluen yaitu sebagai fase gerak yang
akan mengelusi sampel sehingga terjadi pemisahan. Nilai Rf pada
percobaan ini berkisar 0,4-1.Nilai Rf tidak boleh lebih dari 1.
Hasil warna yang terbaca di kertas saring ialah warna biru terurai menjadi biru
dan ungu, warna merah terurai menjadi warna merah dan kuning, dan warna kuning
menghasilkan warna kuning saja.
Kesimpulan :
Dapat di
simpulkan bahwa kromatografi kertas di gunakan untuk identifikasi, ini buktikan
setelah di lakukannya percobaan bahwa pada spidol warna biru terurai menjadi
biru dan ungu, warna merah terurai menjadi warna merah dan kuning, dan warna
kuning menghasilkan warna kuning saja.. Dengan
menggunakan eluen berupa aquades, etanol, dan butanol di dapatkan nilai Rf
berkisar 0,4-1.
Daftar
Pustaka :
http://diahindahpratiwi.blogspot.com/2014/01/kromatografi-kertas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar