Tujuan :
Mengetahui kadar Barium (Ba2+) dalam
sampel menggunakan metode gravimetri
Prinsip :
Gravimetri adalah
analisis kuantitatif makro(analisis yang memrlukan jumlah sampel cukup besar)
yang menggunakan pengukuran massa zat (analit) yang ingin diketahui kadarnya
dengan cara penimbangan. Pengukuran massa dapat langsung (mengukur massa
analit) atau tidak langsung (mengukur massa contoh sebelum dan sesudah
kehilangan analit). Analisis gravimetric dapat dilakukan dengan :
1.
Metode Pengendapan
Digunakan untuk menentukan kadar
komponen-komponen dari senyawa yang mempunyai kelarutan kecil atau mudah
mengendap. Analit berupa zat yang diendapkan secara spesifik atau dimurnikan
hingga dalam bentuk murninya setelah melalui proses pemisahan.
Contoh: penetapan kadar
klorida,barium timbal dll
2.
Metode Penguapan
Digunakan untuk menentukan kadar
komponen-komponen yang mudah menguap
Contoh : penentuan kadar air
3.
Metode Elektrolisis
Digunakan untuk menentukan kadar
ion-ion logam dengan mengaliri sampel menggunakan arus listrik dan menyebabkan
ion-ion logam tersebut tereduksi menjadi endapan logam
Contoh : Penentuan kadar kalsium
4.
Metode Partikulat
Digunakan untuk
menentukan massa pada contoh yang telah mengandung analit dalam bentuk endapan
Contoh : Penentuan TSS (Total
Suspended Solid) pada air limbah
Barium dapat ditentukan kadarnya
menggunakan gravimetric metode pengendapan. Apabila ditambahkan sulfat paad
barium, maka akan terbentuk endapan BaSO4. Reaksi yang terjadi :
BaCl2(l) + H2SO4(l) →
BaSO4(s) + 2HCl(l)
Tahapan pada penentuan kadar Barium dengan
gravimetri metode pengendapan adalah penyiapan contoh, pengendapan, pencernaan,
pencucian, pengeringan, penimbangan dan perhitungan
Tinjauan Pustaka :
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan
salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri melibatkan
proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan
waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila
perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Analisis
gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung
berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya.
Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa
cara, seperti: metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam
metode lainnya
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada
stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A),
“p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah
rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut
(mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses
pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan
secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna.
Gravimetri
merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui prhitungan berat zat.
Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid).
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang
baik. Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang
akan dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari zat-zat
lain yang juga turut mengendap. Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya,
proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, dilakukan dengan
membilasnya dengan air. Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan,
dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada di dalam sampel,
pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan
sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas sampel yang
dianalisis
Agar pengendapan kuantitas analit dalam metode gravimetri
mencapai hasil yang mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus dipenuhi dua
kriteria berikut: 1) proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen
lainnya berlangsung sempurna; 2) endapan analit yang dihasilkan diketahui
dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak
bercampur dengan zat pengotor.
Untuk menghilangkan sisa-sisa cairan induk dan kotoran yang
terjerap, maka endapan harus dicuci setelah disaring. Pencucian akan berhasil
jika pencucian dilakukan berulang-ulang dengan pemakaian sebagian demi sebagian
cairan pencuci. Pencucian dilanjutkan terus sampai ion pengotor telah hilang
sama sekali. Hilangnya ion pengotor ditandai dari hasil negatif pada pengujian
cairan pencuci dengan pereaksi yang cocok
Alat :
·
Neraca Analitik
·
Cawan Porselin
·
Tongs
·
Heater/Bunsen
·
Desikator
·
Oven
·
Kertas Saring
Bahan :
·
Sampel
·
Aquades
·
H2SO4
0,5 M
Prosedur :
1.
Menimbang contoh
sebanyak 2,0 gram pada neraca analitik
2.
Melarutkan contoh
dengan aquades hingga 250,0 mL dan memanaskan sampai mendidih
3.
Menambahkan 25 mL H2SO4
0,5 M sedikit demi sedikit disertai dengan pengadukan, biarkan mengendap
4.
Menyaring endapan
dengan kertas saring yang telah diukur massanya,supernatant dituang terlebih
dahulu dan endapan dicuci dengan aquades secukupnya sebelum dituang
5.
Menimbang cawan
porselin yang digunakan .untuk mengeringkan endapan
6.
Memasukkan endapan pada
kertas saring dalam/di atas cawan porselin dalam oven udara dengan suhu 1050
C
7.
Keringkan endapan dalam
oven selama 2 jam
8.
Keluarkan cawan+kertas
saring+endapan dari oven udara, masukkan dalam deksikator selama 15 menit
9.
Timbang endapan
10.
Lakukan prosedur 6-8
hingga suhu konstan
Perhitungan :
A.
Pembuatan
Reagen
a.
Ba(OH)2 2,0
gram dalam 250,0 mL
ü
Didapatkan massa Ba(OH)2
dari penimbangan 2,001 gram
b.
Pengenceran H2SO4
0,5 M dari H2SO4 25
D1 : V2 H2SO4 500 mL
M2
H2SO4 0,5 M
BJ 1,84 kg/L
25
BM 98,08 g/mol
ev 2
D2 : V1 H2SO4 ?
D3 : N1 H2SO4
9,38 N
M1
H2SO4
4,69 M
v
M1 V1 M2
V2
4,69
M V1 0,5 M 500 mL
V1 53,3049 mL
c.
Hasil penimbangan cawan
porselen 88,826 gram
d.
Hasil penimbangan kertas
saring 0,641 gram
e.
Hasil penimbangan setelah
dipanaskan 90,943 gram
f.
Reaksi
Ba(OH)2(aq) + H2SO4(aq) →
BaSO4 ↓
+ 2H2O(l)
B.
Penetapan
Kadar
a.
Massa contoh 2,001 gram
b.
Massa endapan
m M.setelah dipanaskan – (M.cawan
porselin+M.kertas saring)
90,943 gram – (88,826 gram + 0,641 gram)
1,467 gram
c.
GF
0,5884
d.
Kadar Barium 100
100
x 100
43,4022
Pembahasan :
Pada saat pelarutan sampel
ditambahkan HCl 4N 3 tetes yang berguna untuk mengasamkan dan melarut
sempurnakan sampel. Karena BaCl2 Dan HCl mempunyai ion senama,
sehingga Ba dan Cl berpisah
Sampel
diendapkan dengan H2SO4 encer dalam keadaan panas
dilakukan agar mempercepat reaksi dalam pengendapan sampel. Uji klorida
bertujuan untuk memastikan apakah didalam endapan sudah tidak terdapat Cl,
karena yang kita tentukan adalah Ba. Pada saat uji klorida ditambahkan HNO3
4N bertujuan untuk mengasamkan dan ditambahkan AgNO3 0.1 N, karena
mempunyai ion yang senama sehingga cepat beraksi, dan membentuk endapan putih
jika bereaksi Cl.
Kesimpulan :
v
Didapatkan Kadar
Barium dengan metode gravimetri adalah sebesar 43,4022
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar