Hari, tanggal : Jum’at,
23 Mei 2014
Tujuan :
a.
Melakukan standarisasi dengan titrasi
argentometri metode Volhard
b.
Menetapkan kadar klorida dalam sampel
dengan titrasi argentometri metode Volhard
Prinsip :
Klorida dalam sampel akan bereaksi dengan larutan perak nitrat
membentuk endapan putih. Pada titrasi ini indikator yang digunakan adalah
kalium kromat. Reaksi antara klorida dengan larutan perak nitrat adalah sebagai
berikut :
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(zq)
Apabila klorida dalam sampel telah habis, maka
kelebihan perak akan bereaksi dengan indikator dan menghasilkan endapan perak
kromat berwarna merah bata. Reaksi-reaksi tersebut berlangsung dalam suasana
netral atau sedikit basa (tidak diperbolehkan dalam suasana asam). Reaksi
antara indikator dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut :
K2CrO4(aq) +
2AgNO3 → Ag2CrO4(s) + K2NO3(aq)
Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan
menjadi merah bata samar, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.
Tinjauan Pustaka :
·
Argentometri
Titrasi pengendapan atau lebih dikenal dengan argentometri
adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau
garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yang cepat
mengalami kesetimbangan setiap penambahan titran; tidak ada pengotor yang
mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi.
Kekurangan dari metode argentometri ini jarang digunakan karena analis tidak
menghasilkan data yang akurat yaitu komposisi endapan tidak selalu diketahui
dan susah mencari indikator yang sesuai (1 : 161). Argentometri merupakan
titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion perak.
Biasanya, ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion halida(Cl-, Br-,
I-) (Khopkar,1990). Argentometri
merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan jika bereaksi dengan AgNO3
(2:146). Argentometri sangat berhubungan dengan kelarutan. Dengan mengerti
kelarutan suatu zat, prinsip dari metode ini dengan mudah dipahami.
·
Metode
Volhard
Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan garam Fe
(III) sebagai indikator adalah contoh metode volhard, yaitu pembentukan zat warna dalam larutan. Selama titrasi,
Ag(SCN) terbentuk sedangkan titik akhir dicapai bila NH4SCN berlebih
bereaksi dengan membentuk larutan berwarna merah gelap yaitu [Fe(SCN)]2+.
Jumlah tiosianat yang menghasilkan warna harus sedikit.
Pada metode volhard, dalam menentukan kadar
klorida, harus dalam susana asam karena
pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. Pada metode ini digunakan
titrasi balik karena AgNO3 berlebih yang ditambahkan ke larutan
klorida tetntunya tidak bereaksi. Larutan tersebut dititrasi balik dengan besi
(III) amonium sulfat sebagai indikator. Cara ini kurang akurat karena endapan
yang dihasilkan yaitu AGSCN kurang larut dibanding AgCl. (1:174)
Alat :
·
Neraca Analitik
·
Erlenmeyer
·
Gelas beker
·
Buret
·
Labu ukur
·
Pipet volume
·
Pipet tetes
Bahan :
·
Larutan KCl
·
Aquades
·
indikator K2Cr2O4
·
larutan AgNO3
·
larutan kalium
thiosianat
·
indikator Fe(NO₃)₃
Prosedur :
A.
Titrasi
Standarisasi
1.
Menyiapkan alat dan
bahan.
2.
Membuat
larutan KCl 0,0500 N.
3.
Menyiapkan
larutan AgNO3 0,05
N. Mengisi buret dengan larutan
tersebut.
4.
Memipet
sebanyak 10,0 mL larutan standar KCl, meletakkan
pada erlenmeyer. Apabila larutan asam, menambahkan
MgO / natrium tetraborat / NaHCO₃
, apabila larutan basa, menambahkan
HNO₃.
5.
Menambahkan
5 tetes indikator K2Cr2O4.
6.
Melakukan titrasi
hingga terjadi perubahan warna larutan menjadi merah bata samar dan keruh. Mencatat volume titrasi dan
menghitung konsentrasi
larutan perak nitrat.
7.
Membuat
lautan KCNS 0,05 N.
8.
Memipet
sebanyak 10,0 mL larutan AgNO3
yang telah distandarisasi, meletakkan
pada erlenmeyer. Menambahkan
2 mL larutan HNO₃
6 M.
9.
Menambahkan
2,5 mL indikator FAS ( Feri Ammonium Sulfat ) 0,1 M.
10.
Melakukan titrasi
dengan larutan KCNS hingga terjadi perubahan warna larutan menjadi merah keruh.
Mencatat volume titrasi
dan menghitung konsentrasi
larutan KCNS.
B.
Titrasi
Penetapan Kadar
1.
Mengisi
buret dengan larutan KCNS yang telah distandarisasi
2.
Menimbang
dengan teliti 1,0 gram sampel yang sebelumnya telah dihaluskan. Melarutkan
dalam aquades hingga volume 1000,0 mL.
3.
Memipet
5,0 mL larutan sampel
dan memindahkan pada
erlenmeyer. Menambahkan
25,0 mL larutan AgNO3 0,05 N
4.
Menyaring
endapan yang terbentuk.
5.
Pada filtrat yang
diperoleh, menambahkan
5 mL larutan HNO3 6M. Kemudian menambahkan
2,5 mL FAS (Feri ammonium sulfat) 0,1 M.
6.
Melakukan titrasi
larutan sampel dengan larutan standar KCNS hingga terjadi perubahan warna larutan
menjadi merah dan keruh. Mencatat
volume titran.
C.
Perhitungan :
1.
Pembuatan Reagen
a.
500 mL KCl 0,0500 N
ü
m
N
V
BE







ü
Didapatkan massa KCl
sebenarnya 1,8632 gram
ü
Konsentrasi KCl
terstandarisasi
N







b.
1000 mL KCNS 0,05 N
ü
m
N
V
BE







c.
2000 mL AgNO3 0,05 N
ü
m
N
V
BE







2.
Titrasi Standarisasi
a.
Titrasi Standarisasi
AgNO3
ü
Larutan standar primer(1)
KCl 0,0500 N

ü
Larutan standar
sekunder(2)
AgNO3 0,05 N

ü
V1
10,00 mL

ü
V2
10,15 mL

ü
V1
N1
V2
N2



10,00 mL
0,0500 N
10,15 mL
N2



N2
0,0493 N

b.
Titrasi
Standarisasi KCNS
ü
Larutan standar primer(1)
AgNO3
yang telah distandarisasi 0,0493 N

ü
Larutan standar
sekunder(2)
KCNS 0,05 N

ü
V1
10,00 mL

ü
V2
10,91 mL

ü
V1
N1
V2
N2



10,00 mL
0,0493 N
10,91 mL
N2



N2
0,0452 N

3.
Titrasi
Penetapan Kadar
ü
Massa sampel
2,0833
g
2083,3
mg


ü
Volume larutan sampel
250 mL

ü
Volume sampel untuk
titrasi
5,00 mL

ü
Volume AgNO3
25
mL

ü
Normalitas AgNO3 

ü
Volume KCNS
13,21
mL

ü
Normalitas KCNS
0,0452
N

ü







Pembahasan :
Metode
Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+
sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara
titrant dan Ag, membentuk endapan putih.
Sedikit
kelebihan titrant kemudian bereaksi dengan indikator, membentuk ion kompleks
yang sangat kuat warnanya (merah) yang
larut dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna.
Karena
titrantnya SCN-
dan reaksinya berlangsung dengan Ag+, maka dengan cara Volhard,
titrasi langsung hanya dapat digunakan untuk penentuan Ag+ dan SCN-
sedang untuk anion-anion lain harus ditempuh cara titrasi kembali: pada larutan
X- ditambahkan Ag+ berlebih yang diketahui pasti jumlah
seluruhnya, lalu dititrasi untuk menentukan kelebihan Ag+. Maka
titrant selain bereaksi dengan Ag+ tersebut, mungkin bereaksi pula
dengan endapan AgX:
Bila
hal ini terjadi, tentu saja terdapat kelebihan titrant yang bereaksi dan juga
titik akhirnya melemah (warna berkurang).
Konsentrasi
indikator dalam titrasi Volhard juga tidak boleh sembarang, karena titrant
bereaksi dengan titrat maupun dengan indikator, sehingga kedua reaksi itu
saling mempengaruhi.
Kesimpulan
:
v
Dadapatkan penetapan kadar klorida dalam sampel dengan titrasi
argentometri metode Volhard adalah sebesar 

Daftar
Pustaka :
http://fazaneilisa.blogspot.com/2014/02/penentuan-kadar-garam-dengan-metode.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar