Hari / tanggal : Jumat, 06 Juni 2014
Tujuan :
a.
Melakukan standarisasi dengan titrasi
Asidimetri
b.
Menetapkan komposisi karbonat dan
bikarbonat dalam sampel yang mengandung campuran karbonat dan bikarbonat
Prinsip :
Pada tahap pertama, karbonat yang ada pada sampel
akan bereaksi dengan asam membentuk garam. Reaksi antara karbonat dengan asam
adalah sebagai berikut :
Na2CO3(aq)
+ HCl(aq) → NaHCO3(aq) + NaCl(aq)
Apabila karbonat dalam sampel telah habis bereaksi,
maka larutan yang telah diberi indikator, berubah warna. Sehingga pada saat
terjadi perubahan warna larutan, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat
sebagai V1.
Pada tahap kedua,bikarbonat yang ada pada sampel
akan bereaksi dengan asam membentuk garam. Reaksi antara bikarbonat dengan asam
adalah sebagai berikut :
NaHCO3(aq)
+ HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
+ CO2(g)
Apabila bikarbonat dalam sampel telah habis, maka
kelebihan asam akan menyebabkan larutan yang telah diberi indikator berubah
warna. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan, titrasi dihentikan,
dan volume titran dicatat sebagai V2. V2 menyatakan
bikarbonat keseluruhan yang dititrasi yaitu bikarbonat pada sampel ditambah
bikarbonat yang terjadi akibat reaksi karbonat dengan asam. Sehingga untuk
menyatakan bikarbonat pada sampel, volume titran yang digunakan adalah
pengurangan V2 dengan V1.
Tinjauan Pustaka :
Kelarutan semua karbonat normal dengan kekecualian
karbonat dari logam-logam alkali serta ammonium, tidak larut dalam air,
hidrogen karbonat atau bikarbonat dari kalsium, strontium, barium, magnesium
dan mungkin dari besi, ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh
asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat normal, entah dalam
larutan air atau suspensi dan akan terurai pada pendiaman larutan.
Hidrogen karbonat dalam logam-logam alkali larut
dalam air, tetapi kurang larut dibandingkan karbonat normal pada umumnya.untuk
mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan natrium karbonat Na2CO3 . COH2O
0,5 M. Dalam reaksi asam klorida encer terjadi penguraian berbuih, karena
karbodioksida dilepaskan.Gas ini dapat didefinisikan sifatnya yang mengeruhkan
air kapur atau burit.
Beberapa karbonat dalam alam seperti magnesit,
MgCO3, siderite, FeCO3 dan dolomit (Ca Mg)CO3 tidak bereaksi dalam keadaan
dingin, zat-zat tersebut harus dihancurkan menjadi bubuk halus dan campuran
yang bereaksi terhadap panas (Harjadi, 1993).
Setiap asam yang lebih
kuat daripada asam karbonat (K=
4,79.10-10) akan mendesaknya, terutama pada pemanasan bahkan asam asetat
sekalipun (K= 1,76.10-5) dan menguraikan karbonat, asam berat
(K= 5,8.10-10) dan asam sianida (K= 4,79.10-10) yang lemah tidak akan
mendesaknya. Larutan barium klorida (atau kalsium klorida), endapan putih
barium (atau kalsium) karbonat: Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi.
Hidrogen karbonat tidak bereaksi, endapan larut dalam asam mineral dan asam
karbonat. Larutan perak nitrat, endapan putih karbonat:Endapan larut dalam asam
nitrat dan dalam ammonia. Endapan menjadi kuning atau coklat dengan penambahan
reagansia yang berlebihan, karena terbentuknya perak oksida, hal yang sama
terjadi jika campuran dididihkan
Uji natrium karbonat fenolftalein. Uji ini
berdasarkan fakta bahwa fenolftalein diubah menjadi merah jambu dan oleh
karbonat yang larut maka jika karbondioksida yang dibebaskan oleh asam encer dari
karbonat, dibuat terkontak dengan suatu larutan fenolftalein yang telah
diwarnai merah jambu oleh larutan natrium karbonat.
Titrasi asam basa sering disebut
asidimetri-alkalimetri. Asidimetri dapat juga ditarikan jumLah asam ataupun
pengukuran dengan asam ( yang diukur dengan jumLah basa atau garam). Secara
umum asidimetri dan alkalimetri biasa diartikan sebagai titrasi yang menyangkut
asam dan basa.
Alat :
·
Timbangan Analitik
·
Erlemeyer
·
Buret
·
Gelas Ukur
·
Labu Ukur
·
Pipet Volume
·
Pipet Tetes
·
Bulb
·
Statif
·
Gelas beaker
Bahan :
·
Larutan HCl
·
Aquades
·
Indikator mo
·
Indikator pp
·
Larutan natrium
tetraborat dekahidrat
·
Sampel
Prosedur :
A.
Titrasi
Standarisasi
1.
Membuat Larutan primer
natrium tetraborat dekahidrat sesuai perhitungan untuk mendapatkan larutan
tetraborat 0,1000 N
2.
Melarutkan dengan
teliti natrium tetraborat tersebut pada gelas beaker
3.
Memindahkan pada labu
takar dengan volume yang sesuai dan menambahkan aquades hingga tanda tera.
Kocok hingga homogen.
4.
Menyiapkan larutan HCl
0,1 N melalui pengenceran dari HCl pekat. Mengisi buret dengan larutan HCl
5.
Memipet sebanyak 10 mL
larutan natrium tetraborat, meletakkan pada erlemeyer.
6.
Menambahkan 5 tetes
indicator m.o
7.
Menitrasi hingga
terjadi perubahan warna. Mencatat volume titran dan menghitung konsentrasi HCl
B.
Titrasi
Penetapan Kadar
1.
Mengisi buret dengan
larutan HCl yang telah distandarisasi.
2.
Menimbang dengan teliti
4 gram sampel yang sebelumnya telah dihaluskan. Melarutkan dalam aquades hingga
volume 250 mL.
3.
Memipet 25 mL larutan
dan memindahkan pada erlemeyer. Menambahkan 5 tetes indicator pp
4.
Menitrasi larutan
sampel ( tahap pertama ) hingga terjadi perubahan warna. Mencatat volume
titran, dan memasukkan dalam perhitungan sebagai V1
5.
Menambahkan 5 tetes
indicator mo pada erlemeyer. Menitrasi larutan dalam erlemeyer ( tahap kedua )
hingga terjadi perubahan warna. Mencatat volume titran yang dibutuhkan, dan memasukkan
ke dalam perhitungan sebagai V2
6.
Melakukan langkah 3-5
untuk sampel sejumLah 25 mL.
C.
Perhitungan
:
1.
Pembuatan
Reagen
a.
250 mL Na2B4O7
. 10 H2O 0,1000 N
ü
m
N
V
BE








ü
Didapatkan massa Na2B4O7.10H2O
sebenarnya 4,7720 gram
ü
Konsentrasi Na2B4O7.10H2O
terstandarisasi
N





b.
HCl 0,1 N sebanyak 1000
mL dari pengenceran HCl 0,5 N
D1 :
25



BJ
1,19


BM
36,1 


n
1

N2 = 0,1 N
V2
1000 mL

D2 :V1
HCl ?
D3 :
N1 HCl






V1
N1
V2
N2



V1
8,15 N
1000 mL
0,1 N



V1
12,27 mL

2.
Titrasi
Standarisasi
ü
Larutan standar primer(1)
Na2B4O7.10H2O
= 0,1001 N

ü
Larutan standar
sekunder(2)
HCl 0,1 N

ü
V1
10,00 mL

ü
V2
11,25
mL

ü
V1 x N1
V2
N2


10,00
mL x 0,1001 N
11,25 mL
N2


N2
0,0889 N

3.
Titrasi
Penetapan Kadar
ü
Massa sampel
1,022 g
1022 mg


ü
Volume larutan sampel
250 mL

ü
Volume sampel untuk
titrasi
25,00 mL

ü
Volume titran (1)
5,09 mL

ü
Volume titran (2)
17,55 mL

ü
Normalitas titran
0,1011 N

ü
Kadar Na2CO3
100%








ü
Kadar NaHCO3
100%









Pembahasan :
Pada titrasi yang pertama karbonat yang berada pada sampel
akan bereksi dengan asam membentuk garam dan juga bikarbonat.
Na2CO3 + HCl → NaHCO3 + NaCl
Apabila
karbonat telah habis bereaksi dengan asam maka larutan akan berubah warna dari
warna pink ke unguan menjadi tepat
bening atau tepat tak berwarna. Sehingga dalam erlenmeyer terdapat bikarbonat
awal sebelum reaksi terjadi dan bikarbonat hasil reaksi yang pertama. Pada
reaksi kedua bikarbonat akan bereaksi dengan asam membentuk garam, apabila
bikarbonat telah habis bereaksi maka kelebihan asam dengan indikator mo akan
merubah warna larutan dari kuning menjadi kuning kemerahan atau oranye.
NaHCO3 + HCl → NaCl + H2O + CO2
Sehingga untuk menghitung bikarbonat dalam sampel
maka volume titran keseluruhan (V2) dikurangi volume titran pertama
(V1).
Kedua hasil volume tersebut kemudian digunakan untuk
menentukan kadar campuran Na2CO3
dan NaHCO3 dalam sampel dan
diperoleh hasilnya sebesar 26,67 % untuk kadar Na2CO3 dan
87,92 % untuk kadar NaHCO3 .
Kesimpulan :
v
Didapatkan kadar
Na2CO3 dalam sampel adalah
sebesar 23,47%
v
Didapatkan kadar NaHCO3 dalam sampel adalah
sebesar 91,05%
Daftar Pustaka :
http://penyukawanita.blogspot.com/2011/03/laporan-praktikum-karbonat-teknik-kimia.htmL?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar