Minggu, 31 Agustus 2014

PENENTUAN KADAR BARIUM DENGAN METODE GRAVIMETRI


Hari,tanggal               : Kamis, 5 Juni 2014
Tujuan                         :
Mengetahui kadar Barium (Ba2+) dalam sampel menggunakan metode gravimetri
Prinsip                        :
Gravimetri adalah analisis kuantitatif makro(analisis yang memrlukan jumlah sampel cukup besar) yang menggunakan pengukuran massa zat (analit) yang ingin diketahui kadarnya dengan cara penimbangan. Pengukuran massa dapat langsung (mengukur massa analit) atau tidak langsung (mengukur massa contoh sebelum dan sesudah kehilangan analit). Analisis gravimetric dapat dilakukan dengan :
1.             Metode Pengendapan
Digunakan untuk menentukan kadar komponen-komponen dari senyawa yang mempunyai kelarutan kecil atau mudah mengendap. Analit berupa zat yang diendapkan secara spesifik atau dimurnikan hingga dalam bentuk murninya setelah melalui proses pemisahan.
Contoh: penetapan kadar klorida,barium timbal dll
2.             Metode Penguapan
Digunakan untuk menentukan kadar komponen-komponen yang mudah menguap
Contoh : penentuan kadar air

3.             Metode  Elektrolisis
Digunakan untuk menentukan kadar ion-ion logam dengan mengaliri sampel menggunakan arus listrik dan menyebabkan ion-ion logam tersebut tereduksi menjadi endapan logam
Contoh : Penentuan kadar kalsium
4.             Metode Partikulat
Digunakan untuk menentukan massa pada contoh yang telah mengandung analit dalam bentuk endapan
Contoh : Penentuan TSS (Total Suspended Solid) pada air limbah
Barium dapat ditentukan kadarnya menggunakan gravimetric metode pengendapan. Apabila ditambahkan sulfat paad barium, maka akan terbentuk endapan BaSO4. Reaksi yang terjadi :
BaCl2(l) +  H2SO4(l) BaSO4(s)  + 2HCl(l)
Tahapan pada penentuan kadar Barium dengan gravimetri metode pengendapan adalah penyiapan contoh, pengendapan, pencernaan, pencucian, pengeringan, penimbangan dan perhitungan
Tinjauan Pustaka      :                            
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri melibatkan proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna.
Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui prhitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari zat-zat lain yang juga turut mengendap. Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya, proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, dilakukan dengan membilasnya dengan air. Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada di dalam sampel, pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas sampel yang dianalisis
Agar pengendapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus dipenuhi dua kriteria berikut: 1) proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna; 2) endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor.
Untuk menghilangkan sisa-sisa cairan induk dan kotoran yang terjerap, maka endapan harus dicuci setelah disaring. Pencucian akan berhasil jika pencucian dilakukan berulang-ulang dengan pemakaian sebagian demi sebagian cairan pencuci. Pencucian dilanjutkan terus sampai ion pengotor telah hilang sama sekali. Hilangnya ion pengotor ditandai dari hasil negatif pada pengujian cairan pencuci dengan pereaksi yang cocok
Alat                             :
·               Neraca Analitik                  
·               Cawan Porselin                    
·               Tongs                                   
·               Heater/Bunsen
·               Desikator
·               Oven
·               Kertas Saring
Bahan                         :
·               Sampel
·               Aquades
·               H2SO4 0,5 M
Prosedur                    :
1.             Menimbang contoh sebanyak 2,0 gram pada neraca analitik
2.             Melarutkan contoh dengan aquades hingga 250,0 mL dan memanaskan sampai mendidih
3.             Menambahkan 25 mL H2SO4 0,5 M sedikit demi sedikit disertai dengan pengadukan, biarkan mengendap
4.             Menyaring endapan dengan kertas saring yang telah diukur massanya,supernatant dituang terlebih dahulu dan endapan dicuci dengan aquades secukupnya sebelum dituang
5.             Menimbang cawan porselin yang digunakan .untuk mengeringkan endapan
6.             Memasukkan endapan pada kertas saring dalam/di atas cawan porselin dalam oven udara dengan suhu 1050 C
7.             Keringkan endapan dalam oven selama 2 jam
8.             Keluarkan cawan+kertas saring+endapan dari oven udara, masukkan dalam deksikator selama 15 menit
9.             Timbang endapan
10.         Lakukan prosedur 6-8 hingga suhu konstan
Perhitungan               :
A.           Pembuatan Reagen
a.              Ba(OH)2 2,0 gram dalam 250,0 mL
ü   Didapatkan massa Ba(OH)2 dari penimbangan 2,001 gram
b.             Pengenceran H2SO4 0,5 M dari H2SO4 25
D1                 :           V2 H2SO4             500 mL
M2 H2SO4          0,5 M
BJ                     1,84 kg/L
                      25
BM                   98,08 g/mol
ev                     2
D2             :           V1 H2SO4        ?
D3             :           N1 H2SO4            
 
 9,38 N
M1 H2SO4           
 
 4,69 M
v   M1  V1    M2  V2
4,69 M  V1     0,5 M  500 mL
V1         53,3049 mL
c.              Hasil penimbangan cawan porselen          88,826 gram
d.             Hasil penimbangan kertas saring               0,641 gram
e.              Hasil penimbangan setelah dipanaskan     90,943 gram
f.              Reaksi
Ba(OH)2(aq) +  H2SO4(aq) BaSO4 ↓ + 2H2O(l)
B.            Penetapan Kadar
a.              Massa contoh        2,001 gram
b.             Massa endapan    
m             M.setelah dipanaskan – (M.cawan porselin+M.kertas saring)
 90,943 gram – (88,826 gram + 0,641 gram)
 1,467 gram

c.              GF                

    

             0,5884

d.             Kadar Barium          100

               100

                x 100
          43,4022
Pembahasan              :
Pada saat pelarutan sampel ditambahkan HCl 4N 3 tetes yang berguna untuk mengasamkan dan melarut sempurnakan sampel. Karena BaCl2 Dan HCl mempunyai ion senama, sehingga Ba dan Cl berpisah
            Sampel diendapkan dengan H2SO4 encer dalam keadaan panas dilakukan agar mempercepat reaksi dalam pengendapan sampel. Uji klorida bertujuan untuk memastikan apakah didalam endapan sudah tidak terdapat Cl, karena yang kita tentukan adalah Ba. Pada saat uji klorida ditambahkan HNO3 4N bertujuan untuk mengasamkan dan ditambahkan AgNO3 0.1 N, karena mempunyai ion yang senama sehingga cepat beraksi, dan membentuk endapan putih jika bereaksi Cl.
Kesimpulan                :
v   Didapatkan Kadar Barium dengan metode gravimetri adalah sebesar 43,4022

Daftar Pustaka          :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar