Minggu, 31 Agustus 2014

KROMATOGRAFI KERTAS


Hari, tanggal                : Kamis, 5 Juni 2014
Tujuan                         :
Melakukan analisa kualitatif pewarna menggunakan kromatografi kertas sederhana
Prinsip                          :
Kromatografi kertas adalah salah satu jenis analisa kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada perbedaan kelarutan atau perbedaan partisi dari zat yang ingin diketahui jenis atau kadarnya pada bermacam pelarut. Terdapat 3 komponen utama pada kromatografi yaitu zat yang ingin diketahui jenis atau kadarnya, zat yang bertindak sebagai fase gerak, dan zat yang bertindak sebagai fase diam. Fase diam pada kromatografi kertas adalah air yang berada di pori-pori penyangga yaitu selulosa/kertas. Fase gerak adalah senyawa-senyawa tunggal atau campuran yang mempunyai kepolaran kurang dari air.
Tinjauan Pustaka       :
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Kromatografi di definisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi defferensial dinamis dalam system yang terdiri dari 2 fase atu lebih, salah satu di antaranya bergerk secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukann perbedaan mobilitas, di sebabkan adanya perbedaan mobilitas di sebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.

Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak rambat (di ukur sampai titik yang memberikan intensitas maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak, di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa tersebut. Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi sebaikanya di lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harga Rf adalah 1,0.
Kromatografi kertas tergolong kromatografi cairn dengan kertas sebagai zat pendukung karena kertas atau serat-serat selulosa merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang di pakai sebagai eluen akan berlaku sebagai fase stasioner jadi kromatografi kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan dan mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas, fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.
Alat dan Bahan         :  a. Alat          :
·         Kertas kromatografi             
·         Cawan porselen
·         Chromatography chamber
·         Gelas beaker
·         Lidi
    b. Bahan      :
·         Etanol
·         Butanol
·         Aquades
Metode                       :
A.           Prosedur
1.             Menyiapkan alat dan bahan
2.             Menyediakan kertas saring berukuran 5 x 12 cm. Memberi garis pada bagian bawah kertas saring dengan jarak 2,0 cm dari ujung bawah
3.             Memasukkan aquades ke dalam gelas beaker setinggi 1-1,5 cm
4.             Menggulung bagian atas kertas saring pada lidi dan gantungkan kertas saring tersebut tegak lurus pada gelas beaker hingga ujung bawah menyentuh aquades pada gelas beaker tetapi titik tinta jangan sampai tercelup aquades, dan lidi akan berfungsi sebagai penahan. Menutup gelas beaker dengan petridish
5.             Membiarkan fase gerak (air) merambat naik pada kertas saring hingga 2 cm dari ujung atas kertas saring
6.             Memindahkan kertas saring dan biarkan kering
7.             Melakukan prosedur 1-6 dengan pelarut etanol dan butanol
8.             Mengamati hasil kromatografi (kromatogram) pada kertas saring
B.            Perhitungan
1.             Fase gerak (eluen) = aquades → de  9,5 cm
a.             Sampel merah
ü   Merah→ ds  8,6 cm         ; RF  
ü   Kuning → ds  9,3 cm         ; RF    
b.             Sampel kuning
ü   Kuning → ds  9,4 cm         ; RF    0,9894
c.             Sampel biru
ü   Ungu → ds  8,7 cm         ; RF  
ü   Biru → ds  9,5 cm         ; RF  
d.            Sampel campuran
ü   Ungu → ds  6,7 cm         ; RF  
ü   Merah → ds  8,2 cm         ; RF
ü   Kuning → ds  8,9 cm         ; RF  
ü   Biru → ds  9,5 cm         ; RF  
2.             Fase gerak (eluen) = Etanol → de = 9,5 cm
a.             Sampel biru
ü   Ungu → ds  8 cm                        ; RF  
ü   Biru → ds  9,5 cm         ; RF     
b.      Sampel merah
ü   Merah → ds  4,5 cm         ; RF   = 0,4736
ü   Kuning → ds  7,6 cm         ; RF  

c.             Sampel kuning
ü   Kuning → ds  9 cm            ; RF  
d.            Sampel campuran
ü   Ungu → ds  4,8 cm            ; RF  
ü   Merah → ds  6,7 cm           ; RF
ü   Kuning → ds  8,2 cm         ; RF  
ü   Biru → ds  9,4 cm              ; RF  

3.             Fase gerak (eluen)  butanol → de  4,8 cm
a.             Sampel merah
ü   Merah→ ds  4,8 cm         ; RF  
ü   Kuning → ds  4,1 cm         ; RF     
b.             Sampel biru
ü   Biru → ds  4,5 cm         ; RF =   = 0,9375
ü   Ungu → ds  4,8 cm         ; RF  
c.             Sampel kuning
ü   Kuning → ds  3,9 cm         ; RF =
d.            Sampel campuran
ü   Merah → ds  4,6 cm           ; RF  
ü   Kuning → ds  4,2 cm         ; RF
ü   Ungu → ds  4,1 cm            ; RF  
ü   Biru → ds  4,5 cm              ; RF  
Pembahasan                :
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah percobaan untuk mengetahui  pemisahan dengan metode kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam spidol dengan metode kromatografi kertas. Spidol yang digunakan dalam percobaan ini adalah spidol berwarna kuning, merah, biru. Fase diam yang digunakan adalah kertas saring. Dengan ukuran kertas saring 12 cm x 5 cm, lalu ujung atas dan ujung bawah di beri garis menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil tidak dapat bereaksi dengan pelarut (eluen) yang digunakan. Eluen yang di gunakan adalah aquades, etanol, dan butanol. Fungsi dari eluen yaitu sebagai fase gerak yang akan mengelusi sampel sehingga terjadi pemisahan. Nilai Rf pada percobaan ini berkisar 0,4-1.Nilai Rf tidak boleh lebih dari 1. Hasil warna yang terbaca di kertas saring ialah warna biru terurai menjadi biru dan ungu, warna merah terurai menjadi warna merah dan kuning, dan warna kuning menghasilkan warna kuning saja.





Kesimpulan                 :
Dapat di simpulkan bahwa kromatografi kertas di gunakan untuk identifikasi, ini buktikan setelah di lakukannya percobaan bahwa pada spidol warna biru terurai menjadi biru dan ungu, warna merah terurai menjadi warna merah dan kuning, dan warna kuning menghasilkan warna kuning saja.. Dengan menggunakan eluen berupa aquades, etanol, dan butanol di dapatkan nilai Rf berkisar 0,4-1.
Daftar Pustaka            :

http://diahindahpratiwi.blogspot.com/2014/01/kromatografi-kertas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar