Minggu, 31 Agustus 2014

PENENTUAN KADAR CAMPURAN Na2CO3 DAN NaHCO3


Hari / tanggal             : Jumat, 06 Juni 2014
Tujuan                         :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi Asidimetri
b.             Menetapkan komposisi karbonat dan bikarbonat dalam sampel yang mengandung campuran karbonat dan bikarbonat
Prinsip                        :
Pada tahap pertama, karbonat yang ada pada sampel akan bereaksi dengan asam membentuk garam. Reaksi antara karbonat dengan asam adalah sebagai berikut :
     Na2CO3(aq) + HCl(aq)     →        NaHCO3(aq) + NaCl(aq)
Apabila karbonat dalam sampel telah habis bereaksi, maka larutan yang telah diberi indikator, berubah warna. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat sebagai V1.
Pada tahap kedua,bikarbonat yang ada pada sampel akan bereaksi dengan asam membentuk garam. Reaksi antara bikarbonat dengan asam adalah sebagai berikut :
     NaHCO3(aq) + HCl(aq)   →        NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Apabila bikarbonat dalam sampel telah habis, maka kelebihan asam akan menyebabkan larutan yang telah diberi indikator berubah warna. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat sebagai V2. V2 menyatakan bikarbonat keseluruhan yang dititrasi yaitu bikarbonat pada sampel ditambah bikarbonat yang terjadi akibat reaksi karbonat dengan asam. Sehingga untuk menyatakan bikarbonat pada sampel, volume titran yang digunakan adalah pengurangan V2 dengan V1.
Tinjauan Pustaka      :
Kelarutan semua karbonat normal dengan kekecualian karbonat dari logam-logam alkali serta ammonium, tidak larut dalam air, hidrogen karbonat atau bikarbonat dari kalsium, strontium, barium, magnesium dan mungkin dari besi, ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat normal, entah dalam larutan air atau suspensi dan akan terurai pada pendiaman larutan.
Hidrogen karbonat dalam logam-logam alkali larut dalam air, tetapi kurang larut dibandingkan karbonat normal pada umumnya.untuk mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan natrium karbonat Na2CO3 . COH2O 0,5 M. Dalam reaksi asam klorida encer terjadi penguraian berbuih, karena karbodioksida dilepaskan.Gas ini dapat didefinisikan sifatnya yang mengeruhkan air kapur atau burit.
Beberapa karbonat dalam alam seperti magnesit, MgCO3, siderite, FeCO3 dan dolomit (Ca Mg)CO3 tidak bereaksi dalam keadaan dingin, zat-zat tersebut harus dihancurkan menjadi bubuk halus dan campuran yang bereaksi terhadap panas (Harjadi, 1993).
Setiap  asam  yang  lebih   kuat   daripada  asam  karbonat (K=  4,79.10-10) akan mendesaknya, terutama pada pemanasan bahkan asam asetat sekalipun (K= 1,76.10-5) dan menguraikan karbonat, asam berat        (K= 5,8.10-10) dan asam sianida (K= 4,79.10-10) yang lemah tidak akan mendesaknya. Larutan barium klorida (atau kalsium klorida), endapan putih barium (atau kalsium) karbonat: Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi. Hidrogen karbonat tidak bereaksi, endapan larut dalam asam mineral dan asam karbonat. Larutan perak nitrat, endapan putih karbonat:Endapan larut dalam asam nitrat dan dalam ammonia. Endapan menjadi kuning atau coklat dengan penambahan reagansia yang berlebihan, karena terbentuknya perak oksida, hal yang sama terjadi jika campuran dididihkan
Uji natrium karbonat fenolftalein. Uji ini berdasarkan fakta bahwa fenolftalein diubah menjadi merah jambu dan oleh karbonat yang larut maka jika karbondioksida yang dibebaskan oleh asam encer dari karbonat, dibuat terkontak dengan suatu larutan fenolftalein yang telah diwarnai merah jambu oleh larutan natrium karbonat.
Titrasi asam basa sering disebut asidimetri-alkalimetri. Asidimetri dapat juga ditarikan jumLah asam ataupun pengukuran dengan asam ( yang diukur dengan jumLah basa atau garam). Secara umum asidimetri dan alkalimetri biasa diartikan sebagai titrasi yang menyangkut asam dan basa.
Alat                             :
·               Timbangan Analitik
·               Erlemeyer
·               Buret
·               Gelas Ukur
·               Labu Ukur
·               Pipet Volume
·               Pipet Tetes
·               Bulb
·               Statif
·               Gelas beaker
Bahan                         :
·               Larutan HCl
·               Aquades
·               Indikator mo
·               Indikator pp
·               Larutan natrium tetraborat dekahidrat
·               Sampel
Prosedur                    :
A.           Titrasi Standarisasi
1.             Membuat Larutan primer natrium tetraborat dekahidrat sesuai perhitungan untuk mendapatkan larutan tetraborat 0,1000 N
2.             Melarutkan dengan teliti natrium tetraborat tersebut pada gelas beaker
3.             Memindahkan pada labu takar dengan volume yang sesuai dan menambahkan aquades hingga tanda tera. Kocok hingga homogen.
4.             Menyiapkan larutan HCl 0,1 N melalui pengenceran dari HCl pekat. Mengisi buret dengan larutan HCl
5.             Memipet sebanyak 10 mL larutan natrium tetraborat, meletakkan pada erlemeyer.
6.             Menambahkan 5 tetes indicator m.o
7.             Menitrasi hingga terjadi perubahan warna. Mencatat volume titran dan menghitung konsentrasi HCl

B.            Titrasi Penetapan Kadar
1.             Mengisi buret dengan larutan HCl yang telah distandarisasi.
2.             Menimbang dengan teliti 4 gram sampel yang sebelumnya telah dihaluskan. Melarutkan dalam aquades hingga volume 250 mL.
3.             Memipet 25 mL larutan dan memindahkan pada erlemeyer. Menambahkan 5 tetes indicator pp
4.             Menitrasi larutan sampel ( tahap pertama ) hingga terjadi perubahan warna. Mencatat volume titran, dan memasukkan dalam perhitungan sebagai V1
5.             Menambahkan 5 tetes indicator mo pada erlemeyer. Menitrasi larutan dalam erlemeyer ( tahap kedua ) hingga terjadi perubahan warna. Mencatat volume titran yang dibutuhkan, dan memasukkan ke dalam perhitungan sebagai V2
6.             Melakukan langkah 3-5 untuk sampel sejumLah 25 mL.

C.           Perhitungan                 :
1.             Pembuatan Reagen
a.             250 mL Na2B4O7 . 10 H2O 0,1000 N
ü   m        N  V  BE
                              0,1000 N  0,250 L  
 4,7671 gram
ü   Didapatkan massa Na2B4O7.10H2O sebenarnya 4,7720 gram
ü   Konsentrasi Na2B4O7.10H2O terstandarisasi
N         
  
 0,1001 N
b.             HCl 0,1 N sebanyak 1000 mL dari pengenceran HCl 0,5 N
D1                     :         25
BJ         1,19  
BM       36,1
n           1
N2          = 0,1 N
V2         1000 mL
D2              :V1 HCl                 ?



D3              : 
N1 HCl            
                                           
                                           8,15 N
V1  N1                V2  N2
V1  8,15 N            1000 mL  0,1 N
                              V1                 12,27 mL
2.             Titrasi Standarisasi
ü   Larutan standar primer(1)  Na2B4O7.10H2O = 0,1001 N
ü   Larutan standar sekunder(2)  HCl 0,1 N
ü   V1 10,00 mL
ü   V2 11,25 mL
ü   V1 x N1                    V2  N2
10,00 mL x 0,1001 N   11,25 mL  N2
                             N2         0,0889 N
3.             Titrasi Penetapan Kadar
ü   Massa sampel  1,022 g  1022 mg
ü   Volume larutan sampel  250 mL
ü   Volume sampel untuk titrasi  25,00 mL
ü   Volume titran (1)   5,09 mL
ü   Volume titran (2)  17,55 mL
ü   Normalitas titran  0,1011 N
ü   Kadar Na2CO3           100%
  x100%
                              
                              23,47 %
ü   Kadar NaHCO3     100%
  100%
                  
                  91,05 %
Pembahasan              :
Pada titrasi yang pertama karbonat yang berada pada sampel akan bereksi dengan asam membentuk garam dan juga bikarbonat.
Na2CO3  + HCl → NaHCO3 + NaCl
Apabila karbonat telah habis bereaksi dengan asam maka larutan akan berubah warna dari warna pink ke unguan  menjadi tepat bening atau tepat tak berwarna. Sehingga dalam erlenmeyer terdapat bikarbonat awal sebelum reaksi terjadi dan bikarbonat hasil reaksi yang pertama. Pada reaksi kedua bikarbonat akan bereaksi dengan asam membentuk garam, apabila bikarbonat telah habis bereaksi maka kelebihan asam dengan indikator mo akan merubah warna larutan dari kuning menjadi kuning kemerahan atau oranye.
NaHCO3 + HCl → NaCl  + H2O + CO2
Sehingga untuk menghitung bikarbonat dalam sampel maka volume titran keseluruhan (V2) dikurangi volume titran pertama (V1).
Kedua hasil volume tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3 dalam sampel dan diperoleh hasilnya sebesar 26,67 % untuk kadar Na2CO3 dan 87,92 % untuk kadar NaHCO3 .
Kesimpulan                :
v   Didapatkan kadar Na2CO3 dalam sampel adalah sebesar 23,47%
v   Didapatkan kadar NaHCO3 dalam sampel adalah sebesar 91,05%
Daftar Pustaka          :

http://penyukawanita.blogspot.com/2011/03/laporan-praktikum-karbonat-teknik-kimia.htmL?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar