Minggu, 31 Agustus 2014

Pengertian, Morfologi, Perbedaan Bakteri Gram positif & Gram negatif, Struktur, & Taksonomi


Pengertian Bakteri
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria); adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Bakteri sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit manusia dan hewan (seperti Leptospira, yang menyebabkan penyakit serius ternak). Namun, beberapa bakteri, Actinomycetes, menghasilkan antibiotik seperti streptomisin dan nocardicin; yang lainnya hidup bersimbiosis dengan hewan (termasuk manusia) atau tempat lain di tubuh mereka, atau pada akar tanaman tertentu, mengubah nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan. Bakteri meletakkan tang dalam yogurt dan roti asam di penghuni pertama; bakteri membantu untuk menguraikan bahan organik mati; bakteri membentuk dasar jaringan makanan di banyak lingkungan.

Selengkapnya tentang mikroskop

MIKROSKOP
 
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Parasitologi


                                                                                               

Oleh :
1.         Anisa Suci Rohmawati (P27834013059)
2.         Mita Yurike R (P27834013060)
3.         Winda Sulistyo Dewi (P27834013061)
4.         Eka Syam Putra (P27834013062)
5.         Anisah Risma F (P27834013063)

Reguler B Semester II
   Dosen Pembimbing :
1. Drh. Ocky dwi Suprobowati, M.Kes
2. Retno Sasongkowati,S.Pd,M.Kes
3. DR.Tjipto Rini,Dra,M.Kes.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PRODI D3 ANALIS KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2013-2014

Istilah-istilah dalam Parasitologi

A
Acanthamoeba culbertsoni       : termasuk genus Acanthamoeba sebelumnya disebut Hartmannella. Tempat hidupnya sama dengan Naegleria. Pada manusia menyebabkan penyakit ensefalitis multifocal yang disebut Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE) keratitis amebik.
Actinomycetes                          : tergolong bakteri, tetapi karena penyakit yang ditimbulkannya mirip dengan beberapa penyakit jamur,maka secara tradisional dimasukkan dalam mikologi.
Aksonema                                 : sebuah filamen halus yang yang terletak antara daerah kinetoplas dan memanjang ke membran basal. Merupakan bagian dari sitoplasma flagellum
Aksostil                                    : suatu batang memanjang terletak di tengah badan yang terdapat pada beberapa flagelata
Ala                                            : perluasan kutikulum yang berbentuk sayap, dibagian anterioir sisebut ala servikal, dibagian posterior disebut kuadal

PENENTUAN KADAR CAMPURAN Na2CO3 DAN NaHCO3


Hari / tanggal             : Jumat, 06 Juni 2014
Tujuan                         :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi Asidimetri
b.             Menetapkan komposisi karbonat dan bikarbonat dalam sampel yang mengandung campuran karbonat dan bikarbonat
Prinsip                        :
Pada tahap pertama, karbonat yang ada pada sampel akan bereaksi dengan asam membentuk garam. Reaksi antara karbonat dengan asam adalah sebagai berikut :
     Na2CO3(aq) + HCl(aq)     →        NaHCO3(aq) + NaCl(aq)
Apabila karbonat dalam sampel telah habis bereaksi, maka larutan yang telah diberi indikator, berubah warna. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat sebagai V1.
Pada tahap kedua,bikarbonat yang ada pada sampel akan bereaksi dengan asam membentuk garam. Reaksi antara bikarbonat dengan asam adalah sebagai berikut :
     NaHCO3(aq) + HCl(aq)   →        NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)

PENENTUAN KADAR 〖Ca〗^(2+) DALAM GARAM KALSIUM


Hari, tanggal              : Jumat, 07 Juni 2014
Tujuan                         :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi Kompleksometri
b.             Menetapkan kadar ion kalsium (Ca2+) dalam garam kalsium pada sampel dengan titrasi Kompleksometri
Prinsip                        :
Ion kalsium (Ca2+) dalam sampel, dapat terikat pada ligan jenis polidentat (contoh : EDTA) membentuk senyawa kompleks, dengan perbandingan 1:1. Indikator yang digunakan adalah indikator metalokromik. Indikator jenis ini mampu berikatan dengan logam seperti ion kalsium dan membentuk senyawa dengan warna berbeda dari apabila indikator tersebut tidak berikatan dengan senyawa apapun. Selektivitas indikator sangat tergantung pada pH. Reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion kalsium dan EDTA adalah sebagai berikut   :
     Ca2+(aq) +          EDTA4-(aq)        →        CaEDTA2-(aq)

KROMATOGRAFI KERTAS


Hari, tanggal                : Kamis, 5 Juni 2014
Tujuan                         :
Melakukan analisa kualitatif pewarna menggunakan kromatografi kertas sederhana
Prinsip                          :
Kromatografi kertas adalah salah satu jenis analisa kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada perbedaan kelarutan atau perbedaan partisi dari zat yang ingin diketahui jenis atau kadarnya pada bermacam pelarut. Terdapat 3 komponen utama pada kromatografi yaitu zat yang ingin diketahui jenis atau kadarnya, zat yang bertindak sebagai fase gerak, dan zat yang bertindak sebagai fase diam. Fase diam pada kromatografi kertas adalah air yang berada di pori-pori penyangga yaitu selulosa/kertas. Fase gerak adalah senyawa-senyawa tunggal atau campuran yang mempunyai kepolaran kurang dari air.
Tinjauan Pustaka       :
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Kromatografi di definisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi defferensial dinamis dalam system yang terdiri dari 2 fase atu lebih, salah satu di antaranya bergerk secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukann perbedaan mobilitas, di sebabkan adanya perbedaan mobilitas di sebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.

PENENTUAN KADAR BARIUM DENGAN METODE GRAVIMETRI


Hari,tanggal               : Kamis, 5 Juni 2014
Tujuan                         :
Mengetahui kadar Barium (Ba2+) dalam sampel menggunakan metode gravimetri
Prinsip                        :
Gravimetri adalah analisis kuantitatif makro(analisis yang memrlukan jumlah sampel cukup besar) yang menggunakan pengukuran massa zat (analit) yang ingin diketahui kadarnya dengan cara penimbangan. Pengukuran massa dapat langsung (mengukur massa analit) atau tidak langsung (mengukur massa contoh sebelum dan sesudah kehilangan analit). Analisis gravimetric dapat dilakukan dengan :
1.             Metode Pengendapan
Digunakan untuk menentukan kadar komponen-komponen dari senyawa yang mempunyai kelarutan kecil atau mudah mengendap. Analit berupa zat yang diendapkan secara spesifik atau dimurnikan hingga dalam bentuk murninya setelah melalui proses pemisahan.
Contoh: penetapan kadar klorida,barium timbal dll
2.             Metode Penguapan
Digunakan untuk menentukan kadar komponen-komponen yang mudah menguap
Contoh : penentuan kadar air

PENENTUAN KADAR Fe2+ DALAM GARAM BESI (II)


Hari,tanggal               : Jumat, 30 Mei 2014
Tujuan                       :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi Permanganometri
b.             Menetapkan kadar ion kupri (Fe2+) dalam garam besi pada sampel dengan titrasi Permanganometri
Prinsip                        :
Ion ferro dalam sampel dalam suasana asam dan suhu 70°C, dapat mereduksi MnO4- pada KMnO4 menjadi Mn2+. KMnO4 tersebut juga bertindak sebagai autoindikator. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut      :
     MnO4-(aq) + 5Fe2+(aq) + 8H+ → Mn2+(aq) + 5Fe3+(aq) +     4H2O(l)
Apabila Fe2+ dalam sampel telah habis, maka kelebihan kalium permanganat akan membuat larutan menjadi berwarna merah muda. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda stabil, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.

PENENTUAN KADAR Cu2+ DALAM GARAM TEMBAGA


Hari, tanggal              : Jum’at, 30 Mei 2014
Tujuan                       :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi Iodometri
b.             Menetapkan kadar ion kupri (Cu2+) dalam garam tembaga pada sampel dengan titrasi Iodometri
Prinsip                        :
Ion kupri dalam sampel dalam suasana asam dapat mengoksidasi I- pada KI menjadi I2. I2 yang dibebaskan akan dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Indikator yang digunakan adalah indikator amilum. Larutan amilum apabila bertemu dengan larutan I2 akan membentuk senyawa berwarna biru gelap. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut   :
   Cu2+(aq) + 2I-(aq) →        I2(aq) +  Cu+(aq)
   I2(aq) + 2S2O32-(aq)          →        2I-(aq)    + S4O62-(aq)       +2e
Apabila I2 dalam sampel telah habis, maka warna biru gelap akan berubah menjadi jernih. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan menjadi jernih, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.

PENENTUAN KADAR KLORIDA METODE VOLHARD

Hari, tanggal              : Jum’at, 23 Mei 2014
Tujuan                       :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi argentometri metode Volhard
b.             Menetapkan kadar klorida dalam sampel dengan titrasi argentometri metode Volhard
Prinsip                        :
Klorida dalam sampel  akan bereaksi dengan larutan perak nitrat membentuk endapan putih. Pada titrasi ini indikator yang digunakan adalah kalium kromat. Reaksi antara klorida dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut   :
     NaCl(aq)  +  AgNO3(aq)  →  AgCl(s)  +  NaNO3(zq)
Apabila klorida dalam sampel telah habis, maka kelebihan perak akan bereaksi dengan indikator dan menghasilkan endapan perak kromat berwarna merah bata. Reaksi-reaksi tersebut berlangsung dalam suasana netral atau sedikit basa (tidak diperbolehkan dalam suasana asam). Reaksi antara indikator dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut        :
     K2CrO4(aq)  +  2AgNO3  →  Ag2CrO4(s)    +       K2NO3(aq)
Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan menjadi merah bata samar, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.

PENENTUAN KADAR KLORIDA METODE MOHR

Hari,tanggal                 : Jumat, 23 Mei 2014
Tujuan                         :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi argentometri metode Mohr
b.             Menetapkan kadar klorida dalam sampel dengan titrasi argentometri metode Mohr
Prinsip                        :
Klorida dalam sampel akan bereaksi dengan larutan perak nitrat membentuk endapan putih. Pada titrasi ini indicator yang digunakan adalah kalium kromat. Reaksi antara klorida dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut :
NaCl     +     AgNO3               à             AgCl(s)     +     NaNO3(aq)
Apabila reaksi dalam smapel telah habis, maka kelebihan perak nitrat akan bereaksi dengan indicator dan menghasilan endapan perak kromat berwarna merah bata. Reaksi-reaksi tersebut berlangsung dalam suasana netral atau sedikit basa (tidk diperbolehkan dalam suasana asam). Reaksi antara indicator dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut :
K2CrO4(aq)     +     2AgNO3(aq)       à        Ag2CrO4(s)     +     K2NO3(aq)
Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan menjadi merah bata samar, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.

PENENTUAN KADAR Na2CO3

Hari, tanggal              : Kamis, 22 Mei 2014
Tujuan                       :
a.             Melakukan standarisasi dengan titrasi asidimetri
b.             Menetapkan kadar Na2CO3 dalam sampel
Prinsip                        :
Natrium karbonat akan bereaksi dngan asam membentuk garam. Reaksi antara natrium karbonat dengan asam klorida adalah sebagai berikut :

     Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)            2NaCl(aq) + H2O(l) +CO2(g)

Apabila natrium karbonat dalam sampel telah habis, maka kelebihan asam akan bereaksi dengan indiator dan menyebabkam larutan berubah warna. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan, titrasi dihentikan, dan voume titran dicatat.

PENENTUAN KADAR CH3COOH

Hari,tanggal               : Kamis, 22 Mei 2014
Tujuan                       :
a.              Melakukan standarisasi dengan titrasi alkalimetri
b.             Menetapkan kadar CH3COOH dalam sampel
Prinsip                        :
Asam asetat akan bereaksi dengan basa membentuk garam. Reaksi antara asam asetat dengan NaOH adalah sebagai berikut   :
     CH3COOH(aq)  +  NaOH(aq)     →  CH3COONa(aq)  +  H2O(l)
Apabila asam asetat dalam sampel telah habis, maka kelebihan basa akan bereaksi dengan indikator dan menyebabkan larutan berubah warna. Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.
Tinjauan pustaka      :
Alkalimetri merupakan metode titrasi asam-basa dengan menggunakan larutan baku sekunder basa dan larutan baku primer asam. Kadang-kadang kita perlu mengetahui tidak hanya atau sekedar pH, akan tetapi perlu kita ketahui juga berapa banyak asam atau basa yang terdapat di dalam sampel. Titrasi melibatkan suatu proses penambahan suatu larutan yang disebut titran dari buret ke suatu wadah yang berisi sampel dan disebut analit. Kesempurnaan titrasi asam-basa tergantung pada seberapa akurat kita dapat mendeteksi titik stoikiometri. Pada titik tersebut, jumlah mol dari H3O+ dan OH- yang ditambahkan sebagai titran adalah sama dengan jumlah mol dari OH- atau H3O+  yang terdapat dalam analit. Pada titik stoikiometri, larutan terdiri dari garam dan air. Larutan tersebut adalah asam apabila ada ion asam yang terkandung didalamnya, dan basa apabila ada ion basa yang terkandung didalamnya.