Pada awalnya saya tidak tahu apa itu analis kesehatan dan
saya juga tidak berpikiran akan mengambil jurusan analis kesehatan pada saat
kuliah nanti. Karena cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi seorang dokter
dan guru. Entah itu dokter dan guru apa. Menjelang SMA barulah saya tahu kalau
cita-cita saya adalah menjadi dokter spesialis saraf dan guru kimia atau guru
biologi. Karena itu, waktu SMA saya masuk jurusan IPA. Setelah kelas XI dan di
jurusan IPA, saya jadi semangat belajar untuk meraih cita-cita saya. Sampai
akhir kelas XI cita-cita saya tetap sama. Hingga pada kelas XII saat mulai
diadakan pendaftaran SNMPTN, saya mulai pusing jurusan apa yang akan saya ambil
yang sesuai dengan kehendak saya dan orang tua. Karena Kedokteran di UNAIR
terlalu berat dan saya tidak boleh menjadi guru kimia oleh ayah saya. Akhirnya
, saya memilih keperawatan (padahal saya tidak tertarik sama sekali) dan
kedokteran hewan (saya pikir profesi ini masih langka), untuk pilihan kedua
saya memilih pendidikan biologi dan pendidikan kimia UM. Dan saat pengumuman,
saya sudah menduga dari awal pasti tidak diterima , jadi saya tidak kaget.
Karena memang sekolah saya tidak berani menaruh KKM 80, paling tinggi 75, itu karena sekolah saya sangat jujur.
Selasa, 03 September 2013
Analis Kesehatan
Di Indonesia ada berbagai macam profesi di bidang kesehatan
, seperti dokter, perawat, bidan, analis kesehatan , analis farmasi, dll. Pada
umumnya masyarakat lebih mengenal dokter, perawat dan bidan, sedangkan untuk
analis kesehatan belum banyak yang mengenalnya. Sebab di perguruan tinggi
negeri maupun swasta masih sedikit yang membuka jurusan analis kesehatan. Tidak
bisa dipungkiri hingga saat ini banyak sekali orang yang berlomba-lomba
menyekolahkan anaknya di jurusan kedokteran, perawat maupun bidan. Terutama
dokter, memang profesi itu sangatlah menjanjikan, tapi biayanya juga mahal.
Padahal, analis kesehatan berperan penting dan sangat dibutuhkan di zaman
sekarang ini. Untung nya sekarang sudah ada perguruan tinggi yang membuka
jurusan analis kesehatan dan biaya juga tidak terlalu mahal, meskipun
kebanyakan masih bergelar D3 maupun D4, untuk S1 masih jarang, mungkin 2 atau 3
tahun lagi baru ada.
Langganan:
Postingan (Atom)