Pengarang :
Ilana Tan
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Terbit :
14 Februari 2013
Pages :
160
Nah,
ini kabar gembira buat kalian yang ngefans sama penulis Ilana Tan. Para pecinta
novel pasti tau dong novel apa aja yang sudah diterbitkan oleh kak Ilana Tan? Buat
yang belum tau, tetralogy 4 musim yang pertama Summer In Seoul, Autumn In
Paris, Winter In Tokyo, dan Spring In London. Trus ada lagi sunshine becomes you tapi aku belum ini mau di jadikan season2
selanjutnya atau tidak. Ok, sampai lupa, kali ini kak Ilana Tan bukan mau
nerbitkan novel tapi buku yang judulnya “Seasons to Remember “. Berhubung
bukunya belum terbit, jadi aku kasih sinopsisnya aja. Selamat membaca.
Ketika
pertama kali aku menulis Summer in Seoul, gagasan untuk membuat tetralogi sama
sekali tidak terpikirkan olehku. Summer in Seoul, yang pada awalnya memiliki
judul yang sama sekali berbeda, kutulis untuk diikutsertakan dalam lomba.
Karena aku tidak menang (hiks...), aku membongkar dan merapikan kembali cerita
itu, mencari judul yang lebih menarik (terus terang saja, judul awalnya sangat
mengerikan), lalu mengirimkannya kepada Gramedia Pustaka Utama. Hasilnya?
Summer in Seoul pun diterbitkan. Hore!
Setelah
itu, aku mulai memikirkan buku berikut. Dan Tara Dupont, yang pertama kali
muncul di Summer in Seoul sebagai tokoh sampingan, terlihat seperti karakter
yang menarik. Dia terkesan seperti seseorang yang punya banyak cerita. Jadi aku
pun menghampirinya dan membiarkannya bercerita.
Ide
untuk membuat tetralogi muncul setelah Autumn in Paris selesai ditulis. Saat
itu aku berpikir, ”Karena sudah ada musim panas dan musim gugur, sebaiknya aku
melanjutkan dengan musim dingin dan musim semi. Baiklah, sekarang apa yang
harus kutulis untuk cerita musim dingin?” Langsung saja, Ishida Keiko melangkah
maju dan bertanya apakah aku bersedia menulis cerita tentang dirinya. Aku tidak
mungkin menolak kesempatan itu.
Di
tengah-tengah penulisan Winter in Tokyo, aku sadar bahwa setelah ini aku harus
menelusuri kehidupan kembaran Keiko, Naomi, yang hanya pernah diungkit-ungkit
namun tidak pernah terlihat. Banyaknya kemungkinan alur cerita yang bisa
diberikan Naomi yang misterius menegaskan keputusanku untuk mengikutinya dan
menulis kisah hidupnya.
Masing-masing
penulis memiliki cara tersendiri dalam menulis. Aku pun begitu. Aku tidak
membuat rencana atau kerangka ketika menulis. Satu cerita hanya diawali satu
ide sederhana, lalu aku menunggu ide itu berkembang dengan sendirinya. Aku
mengamati ke mana alur cerita itu mengalir dan menulis mengikuti aliran itu.
Aku tidak pernah menyuruh tokoh-tokohku melakukan tindakan tertentu atau
mengucapkan kata-kata tertentu. Aku hanya menempatkan mereka dalam suatu
keadaan, lalu melihat apa yang mereka lakukan dan apa yang akan mereka katakan.
Karena ini kisah mereka, bukan kisahku.
Gramedia
Pustaka Utama-lah yang pertama kali memberikan ide untuk membuat journal ini,
dan dengan journal ingin aku ingin mengajak kalian mengenang kembali setiap
kisah dalam keempat musim itu. Kuharap kalian bisa menemukan kutipan kesukaan
kalian dalam journal ini. Silakan menambahkan kesan-kesan kalian sendiri di
setiap halamannya.
Akhir
kata, aku ingin berterima kasih atas dukungan kalian selama ini. Kuharap kalian
menikmati kisah setiap musimnya sebesar aku menikmati menulis setiap patah kata
dalam setiap kisahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar