Kali ini aku akan menceritakan suatu perjuangan seorang anak
bernama Alif Fikri dari novel Ranah 3 Warna. Di dalam novel itu ada suatu
cerita yang paling aku ingat, yaitu tentang perjuangan Alif untuk lulus Ujian Nasional
dan masuk ke universitas impiannya yaitu Teknik Penerbangan ITB. Cerita itu menjadi motivasi ku saat ini,
karena sekarang aku juga lagi menghadapi hal yang sama. Aku akan menceritakan
ini, buat temen-temen ku seperjuangan kelas XII IPA-5 dan seluruh anak kelas
XII MAN KOTA KEDIRI 3 yang lagi berjuang untuk Ujian Nasional dan SNMPTN.
Semoga cerita ini dapat memotivasi kalian untuk berjuang dan ber do’a lebih
keras lagi agar impian kita semua dapat tercapai (Amin). Langsung saja q mulai
ceritanya.
Alif
Fikri baru saja lulus dari Pondok Madani (PM), Dia akan segera mengikuti ujian
persamaan SMA (ujian nasional untuk tamatan
pondok setara dengan SMA, untuk mendapatkan ijazah SMA) dan SNMPTN. Alif
harus berjuang keras untuk bisa lulus ujian persamaaan SMA, karena selama
sekolah di PM tidak ada satu pun pelajaran yang ada di SMA seperti Matematika,
Fisika, Kimia , Biologi dll diajarkan di PM. Waktu yang dibutuhkan Alif hanya 2
bulan untuk mempelajari itu semua. Tapi, Alif tidak pantang menyerah dengan
pedoman MAN JADDA WA JADDA (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil).
Alif
memulai usaha dengan meminjam buku SMA pada teman-teman nya dan mulai membaca
nya dengan serius. Alif juga meminta Randai untuk menjadi tentornya. Alif
belajar siang malam tanpa kenal lelah dan terus ber do’a.Walaupun Alif telah
berusaha keras, hasil yang didapat belum maksimal. Alif lulus tapi hanya
mendapat rata-rata 6,5. Alif kecewa dengan hasil yang didapatkannya, tapi Dia
tidak pantang menyerah.
Perjuangan masih panjang, dia
harus berjuang lagi untuk masuk universitas impiannya ITB. Tak ada satu pun
teman dan tetangga nya yang yakin Alif akan masuk ITB , bahkan Randai pun tidak
percaya dan mereka pun banyak yang meremehkan. Alif menjadikan itu semua
sebagai motivasi dan ingin membuktikan pada mereka semua bahwa lulusan pondok
juga bisa menembus PTN impian. Hingga suatu ketika dia mulai pusing dengan
pelajaran SAINS, bahkan Randai pun sudah menyerah mengajari Alif. Tidak bisa
dipungkiri pelajaran SAINS memang susah untuk dipelajari dalam waktu singkat, Alif
pun sadar sebaiknya dia memilih jurusan yang IPS saja dan tujuannya sekarang
adalah Hubungan Internasional UNPAD. Ternyata tidak terlalu susah bagi Alif
untuk mempelajari IPS, dia lebih bersemangat lagi dan semakin keras untuk
belajar.
Hari Ujian SNMPTN tiba, Alif
berusaha menjawab soal dengan benar dan sungguh-sungguh. Selesai ujian dia
belum puas dengan apa yang sudah dikerjakan. Tapi Alif percaya tuhan tidak pernah
tidur, Dia telah berusaha dengan maksimal dan sekarang tinggal menyerahkan
semuanya kepada Allah SWT dan terus ber do’a. Akhirnya pengumuman tiba, dan
Alif di terima di UNPAD jurusan Hubungan Internasional. Dia sangat bersyukur
dan berterimakasih pada Allah SWT, walaupun bukan di Teknik Penerbangan ITB.
Buat teman-teman jangan menyerah
dan terus berusaha dan berdo’a, tidak ada yang tidak mungkin. Bayangkan, Alif
yang tidak pernah mempelajari pelajaran SMA saja bisa di terima di universitas
impian , bandingkan dengan kita yang sudah 3 tahun mempelajari pelajaran SMA,
harusnya kita lebih bisa berhasil daripada Alif dengan usaha yang maksimal dan
do’a. Cerita dari novel ini bukan rekayasa, tapi merupakan pengalaman dari
penulis itu sendiri. Untuk itu teman, bagi kalian yang memimpikan masuk universitas
impian teruslah berusaha dan berdo’a, manfaatkanlah waktumu sebaik mungkin,
jangan sia-sia kan waktu kalian. Hanya tinggal 2 bulan untuk Ujian Nasional dan
2 bulan lagi SBMPTN, ingat seperti kata guru kita waktu 4 bulan itu sangat
menentukan masa depan kita kelak. Jangan bersenang-senang dulu untuk saat ini,
bersakit-sakit lah dulu selama 4 bulan ini. Ketika kalian masuk tahap
Kemalasan, carilah motivasi yang bisa membangkitkan lagi semangat kalian.
Sekian dari saya, maaf jika ada salah kata, aku Cuma ingin berbagi cerita buat
teman-teman. Semoga kita semua dapat mencapai apa yang kita cita-cita kan
(Amin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar